Alergi pada Bayi, Bagaimana Cara Tepat untuk Mengatasinya?

  Selasa, 31 Oktober 2023 | 02:22 WIB
   Team Prosix
ep21.1.jpg

Sumber: Freepik

Sama halnya dengan orang dewasa, bayi juga bisa mengalami alergilho. Lantas, apa yang perlu dilakukan jika bayi mengalami alergi?

Biasanya, orang tua merasa kesulitan menentukan apa penyebab alergi pada bayi, karena bayi belum bisa menjelaskan gejala yang dialami. Maka dari itu, sebagai orang tua kamu harus lebih cermat untuk memperhatikan gejala alergi yang dapat dialami bayi,ya!

Perlu dipahami, alergi pada bayi terjadi pada saat sistem imun bayi bereaksi terhadap zat yang biasanya tidak berbahaya, sehingga menimbulkan reaksi alergi. Tapi sayangnya, hingga saat ini belum diketahui mengapa hal itu terjadi. Hanya saja, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya alergi pada bayi, seperti faktor genetik, lingkungan yang terlalu bersih, gangguan kesehatan tertentu, bayi tidak diberi ASI secara rutin atau sudah diberi makanan padat sebelum bayi berusia 3-4 bulan. Hal ini bisa terjadi karena ASI mengandung beragam nutrisi yang dapat membentuk dan meningkatkan sistem imun bayi.

Selain beberapa faktor tersebut, ada pula zat atau benda yang dapat memicu alergi pada bayi, antara lain adalah makanan seperti kacang, susu, telur, kerang, dan ikan. Lalu tungau atau debu, bulu binatang, jamur, gigitan serangga, obat-obatan tertentu, hingga bahan kimia seperti deterjen atau pembersih rumah tangga.

Macam-Macam Alergi yang Mungkin Muncul pada Bayi

Sumber: Freepik

Alergi pada bayi bisa bervariasi dari alergi makanan hingga alergi terhadap bahan-bahan di lingkungan sekitarnya. Berikut ini ada beberapa jenis alergi yang mungkin muncul pada bayi:

  • Alergi Makanan: Alergi makanan merupakan jenis alergi yang umum terjadi pada bayi. Makanan yang paling sering menjadi pemicu alergi makanan pada bayi adalah susu sapi, telur, kacang-kacangan, gandum, ikan, dan kerang. 
  • Alergi Tumpukan Debu dan Kotoran Serangga: Alergi terhadap tumpukan debu dan kotoran serangga, akan memengaruhi bayi yang memiliki predisposisi genetik. 
  • Alergi Lingkungan: Alergi terhadap alergen lingkungan seperti serbuk sari, spora jamur, atau bulu hewan peliharaan juga bisa memengaruhi bayi. 
  • Alergi Lateks: Beberapa bayi bisa mengembangkan alergi terhadap lateks, yang biasanya terkait dengan penggunaan produk lateks seperti alat-alat medis atau puting susu botol bayi.
  • Alergi Obat: Meskipun jarang, bayi juga bisa mengalami alergi terhadap obat-obatan. Ini bisa terjadi apabila bayi diberi obat yang merespons sistem kekebalan tubuhnya dengan cara yang merusak.
  • Alergi Gigitan Serangga: Beberapa bayi mungkin akan mengalami reaksi alergi terhadap gigitan serangga seperti nyamuk atau lebah. Reaksi ini bisa berupa kemerahan, pembengkakan, atau ruam di area yang digigit.
  • Alergi Dingin: Alergi dingin dapat memengaruhi bayi ketika mereka terpapar udara dingin. Gejalanya termasuk ruam, gatal, dan kemerahan pada kulit setelah terpapar suhu dingin.

Seperti Apa Gejala Alergi pada Bayi?

Sumber: Freepik

Alergi pada bayi dapat menunjukkan berbagai gejala, dan gejala ini bisa bervariasi tergantung pada jenis alergi dan seberapa parah reaksinya. Beberapa gejala alergi yang mungkin muncul pada bayi adalah ruam kulit berupa bercak merah, benjolan, atau kulit yang gatal. Ruam ini dapat muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk wajah, tubuh, dan lipatan kulit.

Selain itu, bayi dengan alergi juga sering merasa gatal pada kulit mereka. Mereka mungkin menggaruk atau menggosok-gosok kulit mereka sebagai respons terhadap gatal. Kemudian, alergi terhadap alergen seperti serbuk sari atau debu bisa menyebabkan hidung tersumbat atau keluarnya sekret hidung berlebihan. Bayi yang mengalami alergi juga akan sering bersin-bersin, terutama jika mereka terpapar alergen seperti serbuk sari atau bulu hewan peliharaan. Bahkan, alergi juga dapat memengaruhi mata bayi, menyebabkan gatal-gatal, merah, atau peradangan pada mata mereka.

Kemudian, beberapa bayi dengan alergi makanan bisa juga mengalami masalah pencernaan seperti muntah, diare, atau sakit perut. Alergi terhadap alergen udara seperti serbuk sari atau bulu hewan peliharaan bisa menyebabkan masalah pernapasan seperti batuk, sesak napas, atau mengi (wheezing). Lebih dari itu, alergi dapat menyebabkan kemerahan atau pembengkakan pada wajah, bibir, atau kelopak mata. Dan beberapa bayi mungkin mengalami reaksi alergi kulit yang lebih serius seperti urtikaria (urticaria) atau angioedema, yang dapat menyebabkan pembengkakan kulit dan jaringan di bawahnya.

Cara Mengatasi Alergi pada Bayi

Sumber: Freepik

Mengatasi alergi pada bayi tentunya akan melibatkan beberapa langkah untuk meredakan gejala alergi dan menjaga kenyamanan bayi. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat membantu mengatasi alergi pada bayi:

  • Konsultasikan dengan Dokter: Saat bayi mengalami alergi dan menunjukkan gejala-gejala serius, segera periksakan bayi ke dokter anak. Dokter akan melakukan evaluasi dan mungkin melakukan tes alergi untuk mengidentifikasi alergen penyebabnya.
  • Hindari Alergen: Jika alergen telah diidentifikasi, upayakan untuk menghindari paparan alergen itu sebanyak mungkin. Misalnya, jika bayi alergi terhadap susu sapi, maka segera ganti susu dengan susu pengganti yang sesuai dengan usia bayi.
  • Penggunaan Obat: Dokter mungkin akan meresepkanobat atau salep untuk meredakan gejala alergi. Tapi pastikan untuk mengikuti dosis yang direkomendasikan oleh dokter,ya!
  • Pemantauan Makanan: Jika bayi memiliki alergi makanan, pastikan untuk membaca label dengan cermat dan hindari makanan yang mengandung alergen yang bisa memicu reaksi alergi. 
  • Perawatan Kulit:Untuk mengatasi ruam kulit atau gatal-gatal, kamu bisa menggunakan krim atau salep yang direkomendasikan oleh dokter. Jangan lupa pastikan untuk menjaga kulit bayi tetap bersih dan kering.
  • Kontrol Lingkungan: Jika alergi bayi terhadap alergen lingkungan seperti debu atau bulu hewan peliharaan, upayakan untuk menjaga lingkungan rumah tetap bersih dan bebas dari alergen. 
  • Utamakan Kebersihan: Cuci tangan sebelum menangani bayi dan hindari penggunaan produk perawatan pribadi atau deterjen yang mengandung bahan yang dapat memicu alergi.
  • Perhatikan Setiap Perubahan GejalaAlergi:Catat perubahan gejala atau perkembangan baru pada bayi untuk dilaporkan kepada dokter. Tentunya, ini akan membantu dokter untuk menyesuaikan perawatan jika diperlukan.

Selalu ingat, bahwa gejala alergi bisa bervariasi dari satu bayi ke bayi lainnya. Jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter anak supaya dilakukan evaluasi dan tes alergi yang diperlukan untuk mengidentifikasi alergen penyebabnya dan memberikan rekomendasi tentangpengobatan dan perawatan terhadap alergi yang sesuai