Sumber: Freepik
Sama halnya dengan orang dewasa, bayi juga bisa mengalami alergilho. Lantas, apa yang perlu dilakukan jika bayi mengalami alergi?
Biasanya, orang tua merasa kesulitan menentukan apa penyebab alergi pada bayi, karena bayi belum bisa menjelaskan gejala yang dialami. Maka dari itu, sebagai orang tua kamu harus lebih cermat untuk memperhatikan gejala alergi yang dapat dialami bayi,ya!
Perlu dipahami, alergi pada bayi terjadi pada saat sistem imun bayi bereaksi terhadap zat yang biasanya tidak berbahaya, sehingga menimbulkan reaksi alergi. Tapi sayangnya, hingga saat ini belum diketahui mengapa hal itu terjadi. Hanya saja, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya alergi pada bayi, seperti faktor genetik, lingkungan yang terlalu bersih, gangguan kesehatan tertentu, bayi tidak diberi ASI secara rutin atau sudah diberi makanan padat sebelum bayi berusia 3-4 bulan. Hal ini bisa terjadi karena ASI mengandung beragam nutrisi yang dapat membentuk dan meningkatkan sistem imun bayi.
Selain beberapa faktor tersebut, ada pula zat atau benda yang dapat memicu alergi pada bayi, antara lain adalah makanan seperti kacang, susu, telur, kerang, dan ikan. Lalu tungau atau debu, bulu binatang, jamur, gigitan serangga, obat-obatan tertentu, hingga bahan kimia seperti deterjen atau pembersih rumah tangga.
Sumber: Freepik
Alergi pada bayi bisa bervariasi dari alergi makanan hingga alergi terhadap bahan-bahan di lingkungan sekitarnya. Berikut ini ada beberapa jenis alergi yang mungkin muncul pada bayi:
Sumber: Freepik
Alergi pada bayi dapat menunjukkan berbagai gejala, dan gejala ini bisa bervariasi tergantung pada jenis alergi dan seberapa parah reaksinya. Beberapa gejala alergi yang mungkin muncul pada bayi adalah ruam kulit berupa bercak merah, benjolan, atau kulit yang gatal. Ruam ini dapat muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk wajah, tubuh, dan lipatan kulit.
Selain itu, bayi dengan alergi juga sering merasa gatal pada kulit mereka. Mereka mungkin menggaruk atau menggosok-gosok kulit mereka sebagai respons terhadap gatal. Kemudian, alergi terhadap alergen seperti serbuk sari atau debu bisa menyebabkan hidung tersumbat atau keluarnya sekret hidung berlebihan. Bayi yang mengalami alergi juga akan sering bersin-bersin, terutama jika mereka terpapar alergen seperti serbuk sari atau bulu hewan peliharaan. Bahkan, alergi juga dapat memengaruhi mata bayi, menyebabkan gatal-gatal, merah, atau peradangan pada mata mereka.
Kemudian, beberapa bayi dengan alergi makanan bisa juga mengalami masalah pencernaan seperti muntah, diare, atau sakit perut. Alergi terhadap alergen udara seperti serbuk sari atau bulu hewan peliharaan bisa menyebabkan masalah pernapasan seperti batuk, sesak napas, atau mengi (wheezing). Lebih dari itu, alergi dapat menyebabkan kemerahan atau pembengkakan pada wajah, bibir, atau kelopak mata. Dan beberapa bayi mungkin mengalami reaksi alergi kulit yang lebih serius seperti urtikaria (urticaria) atau angioedema, yang dapat menyebabkan pembengkakan kulit dan jaringan di bawahnya.
Sumber: Freepik
Mengatasi alergi pada bayi tentunya akan melibatkan beberapa langkah untuk meredakan gejala alergi dan menjaga kenyamanan bayi. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat membantu mengatasi alergi pada bayi:
Selalu ingat, bahwa gejala alergi bisa bervariasi dari satu bayi ke bayi lainnya. Jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter anak supaya dilakukan evaluasi dan tes alergi yang diperlukan untuk mengidentifikasi alergen penyebabnya dan memberikan rekomendasi tentangpengobatan dan perawatan terhadap alergi yang sesuai.