5 Mitos Alergi yang Masih Banyak Dipercaya, Bagaimana Faktanya?

  Senin, 28 Oktober 2024 | 07:26 WIB
   Team Prosix
5-mitos-alergi-yang-masih-banyak-dipercaya-bagaimana-faktanya_lqu.jpg

Sumber: EyeEm via freepik.com

Dikenal sebagai negara dengan masyarakat yang heterogen, tak heran rasanya jika di Indonesia banyak sekali mitos dan kepercayaan masyarakat yang beredar. Hal ini juga termasuk pada topik alergi. Mitos alergi yang dikenal secara umum ternyata memiliki fakta menarik yang idealnya menjadi pemahaman mendasar bagi setiap orang.

Jika kamu termasuk salah satu orang yang percaya beberapa mitos alergi yang disampaikan di artikel ini, kamu bisa membacanya hingga selesai untuk melihat fakta-fakta berdasarkan ilmu pengetahuan yang lebih solid.

Maka berikut beberapa mitos tentang alergi yang bisa dibagikan, dan fakta dibaliknya!

1. Alergi dan Intoleransi Makanan adalah Hal yang Sama

Karena sama-sama menimbulkan gejala setelah makan makanan tertentu, alergi dan intoleransi makanan banyak dianggap sama oleh sebagian masyarakat Indonesia. Padahal nyatanya apa yang ‘diserang’ oleh kedua kondisi ini berbeda.

Alergi merupakan efek dari respons imun tubuh pada zat yang dianggap sebagai ancaman, sehingga gejala yang muncul adalah dampak dari produksi dan peredaran histamin di aliran darah. Sedangkan intoleransi menunjukkan efeknya pada saluran pencernaan.

2. Tungau Debu Dipicu Rumah yang Kotor

mitos alergi

Sumber: Upixel via freepik.com

Alergi pada debu atau tungau debu juga banyak dipercaya dipicu karena rumah yang kotor. Logika yang digunakan adalah pada rumah yang kotor, banyak debu dan kotoran yang beterbangan sehingga bisa memicu alergi pada seseorang.

Nyatanya, tungau debu berada di banyak sekali area, termasuk rumah yang bersih sekalipun. Risikonya memang meningkat ketika rumah dalam keadaan lembab atau kotor. Tapi tungau debu dan kotoran makroskopis tetap ada pada rumah yang bersih. Cara terbaik menghindari alergi adalah dengan senantiasa mengganti sarung bantal dan kasur secara rutin, serta membersihkan rumah.

3. Mitos Alergi Ketiga, Cuaca Berpengaruh pada Asma

Asma sendiri adalah salah satu kondisi yang bisa menjadi bentuk gejala alergi. Kesulitan bernapas karena penyempitan saluran pernapasan ini banyak dipercaya muncul karena cuaca ekstrem, sehingga tubuh menunjukkan reaksi demikian.

Fakta yang sebenarnya adalah bahwa peradangan yang menjadi penyebab utama asma dapat muncul karena iritasi saluran pernapasan. Iritasi tersebut tidak hanya muncul karena cuaca ekstrem saja, tapi juga karena banyak hal lain seperti perubahan iklim, kelembapan, suhu tinggi, udara yang kotor, dan sebagainya.

4. Tes Alergi Tidak Boleh Dilakukan pada Anak-Anak

mitos alergi

Sumber: jcomp via freepik.com

Cukup banyak orang yang masih percaya mitos bahwa tes alergi pada anak justru membawa manfaat buruk. Tes yang dilakukan dengan banyak metode ini dihindari oleh orang tua yang percaya pada mitos tersebut.

Lalu bagaimana faktanya? Pada kenyataannya, tes alergi dapat dilakukan pada anak-anak, bahkan pada bayi yang telah direkomendasikan oleh dokter. Pada usia dini, tes alergi sebaiknya dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya alergi pada anak, dan jenis alergi apa yang diderita. Dengan begini, kamu sebagai orang tua bisa mengurangi risiko kambuhnya gejala atau melakukan langkah tepat lainnya.

5. Serbuk Sari Jadi Penyebab Utama Alergi

Apa yang disebut alergi serbuk sari dipercaya benar-benar dipicu oleh serbuk sari dari bunga. Alergi ini muncul pada musim-musim tertentu ketika tanaman melepaskan serbuk sarinya ke udara, dan terhirup sehingga memicu alergi.

Mitos alergi ini dapat dibantah dengan mudah karena sebenarnya serbuk sari bunga berukuran lebih besar dan lebih berat daripada serbuk sari pohon, rumput, serta gulma. Artinya apa yang dipercaya selama ini bahwa serbuk sari bunga menjadi pemicu utama alergi tidaklah sepenuhnya benar, karena serbuk sari yang beterbangan di udara didominasi oleh jenis lainnya.

 

Itu tadi setidaknya lima mitos alergi yang banyak dipercaya masyarakat, dan fakta sebenarnya terkait mitos tersebut. Tentu untuk kamu yang memiliki risiko alergi, memahami fakta sederhana di atas menjadi penting. Bersamaan dengan itu, selalu sediakan obat yang tepat dengan kandungan cetirizine sebagai langkah awal penanganan munculnya gejala alergi. Tetap jaga kesehatan dan update informasi seputar alergi, dan semoga artikel ini berguna!