Sebagian besar orang tentu pernah mengalami alergi tertentu. Tapi bagaimana dengan alergi terhadap pasta gigi? Ternyata, beberapa orang bisa mengalami alergi yang satu ini, lho.
Alergi terhadap pasta gigi bisa terjadi karena reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap bahan-bahan tertentu yang terkandung dalam pasta gigi. Ada beberapa alasan mengapa alergi terhadap pasta gigi bisa terjadi, salah satunya adalah sensitivitas terhadap bahan kimia. Bahan kimia yang umum ditemukan pada pasta gigi bisa menjadi iritan atau alergen bagi sebagian orang.
Di sisi lain, faktor genetik dan lingkungan juga berperan dalam kecenderungan seseorang untuk mengalami alergi. Riwayat keluarga dengan alergi atau kondisi kulit sensitif akan meningkatkan risiko alergi terhadap pasta gigi.
Beberapa bahan yang sering menjadi penyebab alergi di antaranya adalah:
Sodium Lauryl Sulfate (SLS) yang digunakan sebagai agen pembusa. SLS ini bisa menyebabkan iritasi dan reaksi alergi pada kulit dan mukosa mulut.
Meskipun bermanfaat untuk pencegahan gigi berlubang, tapi ternyata fluoride juga dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang.
Bahan pengawet yang digunakan untuk memperpanjang umur simpan produk juga bisa menyebabkan reaksi alergi.
Selain itu, pasta gigi juga sering mengandung pewarna dan perasa buatan untuk meningkatkan daya tarik produk. Beberapa orang mungkin alergi terhadap pewarna buatan seperti tartrazine yang bisa memicu reaksi alergi. Lalu, perasa seperti mint, kayu manis, atau citrus yang ditambahkan untuk memberikan rasa segar juga dapat menyebabkan reaksi alergi.
Kemudian, beberapa pasta gigi juga mengandung bahan antibakteri seperti triclosan, yang dapat menyebabkan reaksi alergi atau iritasi kulit pada sebagian orang. Selain itu, minyak esensial yang digunakan untuk memberi aroma atau rasa, seperti peppermint, spearmint, atau tea tree oil, bisa juga menjadi alergen potensial.
Gejala yang mungkin muncul akibat alergi pasta gigi bagi sebagian orang adalah sebagai berikut:
Iritasi Mulut: Rasa terbakar atau nyeri di bagian mulut atau gusi.
Ruam di Mulut atau Bibir: Munculnya ruam, gatal, serta pembengkakan di sekitar mulut dan bibir.
Dermatitis Kontak: Iritasi kulit yang muncul di area sekitar mulut yang bersentuhan dengan pasta gigi.
Sariawan: Luka ataupun ulkus kecil di dalam mulut.
Pembengkakan: Pembengkakan yang terjadi pada lidah, bibir, atau gusi.
Mulut Kering atau Perubahan Rasa: Sensasi mulut terasa kering atau rasa yang aneh di mulut.
Lantas, bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi alergi terhadap pasta gigi? Berikut adalah langkah-langkah praktis yang bisa kamu praktikkan:
Langkah pertama, periksa label pasta gigi yang kamu gunakan untuk mengidentifikasi bahan-bahan yang mungkin menyebabkan alergi dan coba hindari produk yang mengandung bahan tersebut.
Langkah berikutnya, cari pasta gigi yang diformulasikan secara khusus untuk kulit sensitif atau hipoalergenik. Produk ini biasanya bebas dari SLS, pewarna, serta perasa buatan.
Jika kamu tidak yakin bahan apa yang menyebabkan alergi, jangan ragu untuk konsultasikan dengan dokter atau ahli alergi. Dokter dapat melakukan tes alergi untuk membantu mengidentifikasi pemicu.
Tips berikutnya, pertimbangkan untuk menggunakan pasta gigi alami yang mengandung bahan-bahan seperti baking soda, garam, atau minyak kelapa, yang cenderung lebih lembut di mulut.
Jika terjadi iritasi atau ruam, kamu bisa menggunakan obat anti alergi seperti antihistamin atau krim kortikosteroid sesuai anjuran dokter untuk meredakan gejala.
Ingat, pastikan kamu tepat menjaga kebersihan mulut dengan cara yang tidak mengiritasi. Sebaiknya gunakan sikat gigi dengan bulu lembut dan berkumur dengan air hangat atau saline jika perlu.
Jika kamu terus mengalami gejala meskipun sudah mencoba langkah-langkah di atas, maka sebaiknya segera temui dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan mendapatkan perawatan yang sesuai.
Sebab jika alergi terhadap pasta gigi tidak segera diatasi, berbagai dampak negatif bisa terjadi, baik terhadap kesehatan mulut maupun kesehatan secara umum. Mulai dari kerusakan kulit dan mukosa mulut, infeksi bakteri dan jamur, gangguan fungsi mulut, masalah gigi dan gusi, hingga dampak psikologis dan kualitas hidup.
Gejala alergi yang tidak teratasi akan menyebabkan stres dan ketidaknyamanan yang signifikan, hingga mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari. Lebih dari itu, ketidaknyamanan kronis di mulut juga bisa mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berbicara, makan, dan berinteraksi sosial, mengurangi kualitas hidup secara keseluruhan.
Selain itu, reaksi alergi parah juga bisa saja terjadi. Meskipun cukup jarang, tapi penggunaan terus-menerus produk yang menyebabkan alergi bisa memperburuk respons imun, berpotensi memicu reaksi alergi sistemik yang lebih serius. Tentunya, kamu tidak ingin hal buruk ini terjadi, bukan? Jadi saat mengalami gejala alergi, lakukan langkah-langkah yang tepat untuk mengatasinya. Pastikan juga untuk memilih obat anti alergi yang aman dan tepat, ya!
Sumber gambar: Freepik