Sumber: freepik
Ada beberapa metode kontrasepsi yang bisa dipilih untuk menunda kehamilan, salah satunya adalah pil KB. Pil ini biasanya diminum setiap hari di waktu yang telah ditentukan dan tidak boleh dilewatkan satu hari pun. Sayangnya, penggunaan jenis kontrasepsi oral ini bisa menyebabkan reaksi alergi bagi sebagian orang. Seperti apa ciri-ciri alergi pil KB tersebut? Simak informasinya berikut gejala, penyebab utama, serta cara mengatasinya di bawah ini.
Pil KB bisa menimbulkan gejala alergi pada sebagian orang. Reaksi yang muncul bervariasi dan bisa berbeda-beda pada tiap-tiap individu. Namun secara umum, ciri-ciri yang menunjukkan kemungkinan adanya alergi terhadap kontrasepsi oral adalah sebagai berikut.
Munculnya ruam atau bercak merah pada kulit.
Rasa gatal yang intens di berbagai bagian tubuh.
Terjadi pembengkakan terutama pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Kesulitan bernapas atau napas pendek.
Sakit perut atau kram yang tidak biasa.
Perasaan mual yang bisa diikuti oleh muntah.
Sakit kepala yang parah atau migrain.
Selain memahami ciri-ciri alergi pil KB, kamu mungkin juga penasaran sebenarnya apa sih penyebab utamanya? Ternyata, alergi terhadap pil KB sejatinya dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang akan dipaparkan dalam poin-poin pokok berikut.
Reaksi alergi terhadap estrogen atau progesteron yang merupakan komponen utama dalam pil KB.
Bahan tambahan dalam pil seperti pewarna, pengisi, atau bahan pengawet dapat memicu reaksi alergi.
Faktor genetik dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk mengalami alergi terhadap pil KB.
Beberapa obat atau suplemen yang dikonsumsi bersamaan dengan pil KB dapat meningkatkan risiko alergi.
Sumber: freepik
Sesuai dengan ciri-ciri yang telah dijelaskan sebelumnya, gejala alergi kontrasepsi oral bisa muncul di area kulit, saluran napas, sistem pencernaan, atau lainnya. Gejala alergi terhadap pil KB bisa berupa sebagai berikut.
Gejala Kulit: Ruam, urtikaria (biduran), atau eksim.
Gejala Respirasi: Sesak nafas, batuk, atau mengi.
Gejala Pencernaan: Mual, muntah, diare, atau sakit perut.
Reaksi Sistemik: Anafilaksis, yang merupakan reaksi alergi berat dan bisa berakibat fatal.
Sumber: freepik
Setelah menyimak penyebab, gejala, dan ciri-ciri alergi pil KB, kini saatnya untuk mengetahui solusi untuk mengatasinya. Bagi kamu yang memiliki jenis alergi ini dan baru menyadarinya jangan khawatir karena beberapa langkah berikut ini bisa jadi solusi terbaik.
Segera berhenti mengonsumsi pil KB jika muncul gejala alergi. Hal ini merupakan langkah konkrit yang paling mendesak untuk dilakukan agar tidak menyebabkan risiko yang lebih buruk.
Temui dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan saran pengobatan terbaik. Umumnya, jenis obat-obatan yang diresepkan untuk mengendalikan gejala alergi adalah sebagai berikut.
Antihistamin: Dokter mungkin akan meresepkan antihistamin untuk meredakan gejala alergi.
Kortikosteroid: Dalam beberapa kasus, kortikosteroid dapat digunakan untuk mengurangi inflamasi dan gejala alergi.
Epinefrin: Untuk reaksi alergi yang parah seperti anafilaksis, injeksi epinefrin darurat diperlukan.
Pertimbangkan untuk menggunakan metode kontrasepsi lain yang tidak mengandung hormon, seperti IUD (spiral), kondom, atau metode lainnya.
Gejala alergi pil KB ternyata juga bisa dicegah lho! Beberapa upaya yang bisa kamu lakukan sebagai langkah pencegahan di antaranya adalah:
Menyampaikan Riwayat Alergi: Informasikan kepada dokter mengenai riwayat alergi sebelum memulai pil KB.
Pemantauan Awal: Awasi gejala yang muncul setelah mulai mengonsumsi pil KB, terutama dalam beberapa minggu pertama.
Uji Alergi: Jika diperlukan, dokter dapat melakukan tes alergi untuk menentukan komponen spesifik yang menyebabkan reaksi.
Mengatasi ciri-ciri alergi pil KB memerlukan pendekatan yang tepat, pengobatan yang benar, serta penanganan medis yang cepat. Jangan ragu untuk segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala alergi pasca memakai kontrasepsi oral.