hay fever adalah Jenis Alergi dan Bukan Demam, Ini Detailnya

  Jumat, 26 April 2024 | 03:30 WIB
   Team Prosix
oktep39.1.jpg

Jika diartikan secara bahasa dan terpisah, hay fever seakan-akan demam yang disebabkan oleh jerami. Namun sebenarnya hay fever adalah salah satu jenis alergi yang tidak berkaitan dengan jerami (hay) dan bahkan tidak menimbulkan gejala demam (fever). Dalam dunia medis, hay fever adalah nama lain dari alergi rhinitis yang penyebabnya bisa karena zat alergen di luar ruangan atau di dalam rumah. Bahkan zat kimia yang digunakan sehari-hari seperti parfum juga bisa menjadi pemicunya. Mari memahami lebih detail soal hay fever dan cara mengatasinya.

hay fever dan Jenisnya

Alergi rhinitis atau hay fever adalah alergi yang reaksinya terjadi pada sistem pernapasan atas. Alergen yang masuk dalam tubuh menyebabkan sistem imun mendeteksi zat tersebut sebenarnya tidak berbahaya dianggap sebagai patogen pembawa penyakit. Sehingga histamin diproduksi dan menghasilkan reaksi alergi beragam.

Hay fever musiman dapat dialami seseorang saat musim-musim tertentu dan biasanya disebabkan oleh paparan serbuk sari, jenis rumput tertentu, hingga jamur. Beberapa tanaman ini menghasilkan zat alergen lebih banyak di waktu tertentu dan membuat pemilik alergi lebih sensitif.

Kemudian ada hay fever yang terjadi sepanjang tahun akibat paparan zat alergen yang sering ditemui sehari-hari. Zat alergen yang dimaksud biasanya berupa debu, bagian tubuh dari kecoa, tungau, dan bulu hewan peliharaan. Kehadiran alergen jenis ini sangat dekat dengan penderitanya karena hampir semuanya bisa hidup dan ditemukan di rumah. Sehingga pemilik hay fever jenis ini akan jauh lebih terganggu aktivitasnya.

Selain itu, bahan kimia tertentu yang ada pada parfum, asap rokok, dan produk kebersihan juga bisa memicu hay fever. Itulah kenapa mengetahui penyebab utamanya dari tes alergi akan sangat membantu penderita hay fever mengelola dan menghindari pemicu alergi rhinitis.

Gejala hay fever

Sebagian besar gejala penderita hay fever adalah gangguan sistem pernapasan atas dan/atau terlihat di area wajah. Berikut ini adalah gejala yang diurutkan berdasarkan frekuensi paling banyak yang dialami seseorang.

  1. Hidung tersumbat
  2. Pilek
  3. Gatal pada mata, hidung, mulut, hingga tenggorokan
  4. Mata merah dan berair
  5. Kelopak mata membengkak
  6. Bersin-bersin
  7. Batuk

Cara Mengatasinya

Jika terlanjur terpapar dan merasakan beberapa gejala hay fever di atas, maka dapat mengatasi dengan minum obat alergi yang mengandung antihistamin. Kandungan antihistamin di dalamnya akan membantu tubuh menekan produksi histamin dan meredakan gejala yang muncul. Obat alergi juga bisa menjadi solusi pencegahan jika kamu berisiko tinggi terkena zat alergen, misal saat akan bersih-bersih di rumah. Apabila gejala tidak kunjung membaik dan/atau muncul gejala baru, segeralah memeriksakan diri untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

Setelah masalah hay fever pertama di atasi, konsultasikan dengan dokter untuk mendapat diagnosis spesifik hay fever jenis apa yang diderita. Bahkan ada dokter yang menawarkan beberapa cara mengatasi hay fever secara permanen seperti imunoterapi apabila penderita menghendakinya.

Aturan pertama dan berlaku untuk hampir semua jenis alergi adalah pentingnya menghindari pemicu alergi. Secara umum, memiliki pola hidup sehat dan bersih akan sangat membantu menurunkan tingkat keparahan alergi termasuk hay fever.

Referensi:

American College of Allergy, Asthma, & Immunology. 2020. hay fever. Diakses pada 12 Januari 2024 dari https://acaai.org/allergies/allergic-conditions/hay-fever/

Cleveland Clinic. 2023. Allergic Rhinitis (hay fever). Diakses pada 12 Januari 2024 dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8622-allergic-rhinitis-hay-fever