Pertama kali digunakan pada tahun 1953, kata hypo pada hypoallergenic memiliki arti lebih sedikit atau kurang dari normalnya. Saat ini istilah tersebut digunakan sebagai deskripsi suatu produk yang tidak mengandung zat alergen atau bebas dari kandungan pemicu reaksi alergi. Dengan kata lain, hypoallergenic adalah label suatu produk yang bahan dan/atau formulasinya dibuat untuk meminimalisir terjadinya reaksi alergi.
Sayangnya, hingga kini belum ada standar resmi yang mengatur produk hypoallergenic. Sehingga suatu produk yang mencantumkan klaim hypoallergenic tidak bisa dianggap benar-benar bebas dari zat alergen. Sebagai pemilik alergi, tetap hati-hati dengan membaca label pada kemasan adalah langkah yang tepat untuk mencegah masuknya zat alergen pada tubuh.
Seiring berkembangnya industri, hypoallergenic juga sering dikaitkan sebagai produk yang cocok untuk kulit sensitif. Namun kemudian apa sebenarnya hubungan hypoallergenic dengan kulit sensitif? Apakah produk hypoallergenic disarankan bagi pemilik kulit sensitif? Simak ulasannya berikut ini.
Beberapa tanda atau gejala yang dapat diobservasi oleh diri sendiri pemilik kulit sensitif dan orang lain adalah sebagai berikut:
Sedangkan gejala yang hanya bisa dirasakan oleh diri sendiri adalah:
Secara umum, kulit sensitif terjadi akibat dehidrasi, kondisi lingkungan di sekitarnya, reaksi alergi, dan/atau penyakit tertentu. Namun kali ini kita akan fokus pada penyebab kulit sensitif akibat reaksi alergi. Terdapat dua penyebab utama untuk hal ini, yaitu dermatitis kontak dan reaksi alergi.
Dermatitis kontak adalah jenis eksim yang terjadi saat kulit terpapar atau bersentuhan langsung dengan zat yang mampu mengiritasi sehingga lapisan kulit teratas menjadi rusak. Imun tubuh mengeluarkan beberapa respons yang menyebabkan gejala di atas. Zat iritan yang dimaksud biasanya datang dari produk kebersihan, kosmetik, produk perawatan wajah dan tubuh, dan lain-lain yang secara umum bukan termasuk produk hypoallergenic.
Sedangkan kulit sensitif akibat alergi terjadi saat kulit menyentuh zat alergen kemudian imun tubuh menganggapnya sebagai ancaman. Kelainan pada sistem imun ini membuat produksi histamin muncul sebagai bentuk perlindungan dan menyebabkan seseorang mengalami beberapa gejala di atas. Beberapa zat alergen yang umumnya menjadi penyebab adalah bahan kimia pada produk kecantikan dan kebersihan, tanaman tertentu, paparan cuaca dingin atau panas, logam tertentu pada perhiasan, hingga karet dan sejenisnya.
Di bawah ini adalah beberapa cara untuk merawat kulit sensitif agar tidak menimbulkan gejala yang mengganggu seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Sebagai catatan tambahan, saat pertama kali mengetahui bahwa kamu mengalami reaksi alergi kulit akibat bahan-bahan kimia suatu produk, maka minum obat alergi bisa menjadi salah satu cara efektif untuk meredakan gejala yang mengganggu. Sudah banyak obat yang mengandung antihistamin yang dijual bebas. Jadi kamu bisa mendapatkannya tanpa resep dokter.
Selain itu, penting juga untuk menghindari menggaruk dan/atau menggosok kulit berlebihan agar tidak menimbulkan infeksi. Kompres dengan air dingin bisa ikut menenangkan kulit yang sensitif.
Kemudian, lakukan pemeriksaan lanjut untuk mengetahui penyebab utama kulit menjadi sensitif. Saat diagnosis menunjukkan kamu alergi kulit, maka dokter akan menyarankan beberapa pengubahan gaya hidup serta alternatif untuk mengatasinya melalui terapi alergi.
Referensi:
Marjorie Hecht. 2019. Hypoallergenic: Is There Really Such a Thing?. Diakses pada 12 Januari 2024 dari https://www.healthline.com/health/allergies/hypoallergenic
Carrie Madormo. 2023. Why Is My Skin so Sensitive?. Diakses pada 12 Januari 2024 dari https://www.verywellhealth.com/what-is-sensitive-skin-5085561#toc-causes-and-treatments-for-sensitive-skin