Mekanisme Alergi & 6 Cara Tepat untuk Mengatasinya

  Minggu, 18 Agustus 2024 | 09:37 WIB
   team prosix
mekanisme-alergi-6-cara-tepat-untuk-mengatasinya_hz0.jpg

Sumber: Freepik

 

Alergi adalah reaksi sistem imun tubuh yang berlebihan saat terpapar zat asing/alergen yang sebenarnya tidak berbahaya. Beberapa pemicu alergi di antaranya adalah makanan/minuman tertentu, debu, serbuk sari, bulu hewan, udara panas/dingin, dan sebagainya. Lalu, bagaimana sebenarnya mekanisme alergi itu bisa terjadi. Nah supaya lebih jelas, yuk simak ulasannya serta cara mengantisipasi alergi di tubuh berikut ini!

 

Mekanisme Alergi

Sumber: Freepik

 

Nah, bagi kamu yang penasaran bagaimana proses atau mekanisme terjadinya alergi pada seseorang, semoga penjelasan berikut bisa menjawab rasa ingin tahumu ya!

1. Paparan Pertama

Saat tubuh pertama kali terpapar alergen, sistem kekebalan tubuh menganggapnya sebagai ancaman. Sistem kekebalan tubuh ini,  kemudian memproduksi antibodi spesifik yang disebut Immunoglobulin E (IgE) untuk melawan alergen tersebut.

2. Proses Sensitisasi

Selanjutnya, tubuh akan mengalami proses sensitisasi, yaitu antibodi IgE yang diproduksi kemudian menempel pada permukaan sel-sel tertentu yang disebut sel mast dan basofil. 

Pada tahapan ini, tubuh umumnya belum merasakan gejala tertentu.

3. Paparan Ulang

Saat tubuh terpapar kembali pada alergen yang sama, alergen tersebut akan berikatan dengan IgE yang sudah menempel pada sel mast dan basofil. Hal ini menyebabkan sel mast dan basofil melepaskan berbagai zat kimia, termasuk histamin, ke dalam aliran darah.

4. Reaksi Alergi

Zat kimia yang dilepaskan (seperti histamin) menyebabkan munculnya berbagai gejala alergi seperti gatal, bengkak, sesak nafas, ruam, atau bahkan reaksi anafilaksis yang berpotensi mengancam nyawa.

 

Cara Mengantisipasi Alergi

 

Setelah memahami bagaimana mekanisme alergi terjadi, kamu juga perlu tahu cara tepat untuk mengantisipasi hal tersebut. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan saat mengalami reaksi alergi.

1. Mengidentifikasi Alergen

Penting untuk mengetahui apa yang memicu alergi pada tubuh. Hal ini bisa dilakukan melalui tes kulit atau tes darah di rumah sakit atau pusat pelayanan kesehatan lainnya.

2. Menghindari Paparan Alergen

Setelah mengetahui jenis alergen yang dianggap berbahaya oleh tubuh, sebisa mungkin hindari kontak atau paparan terhadap zat tersebut. Misalnya, jika kamu punya alergi terhadap debu, pastikan untuk rutin membersihkan rumah supaya bersih dari debu.

3. Menggunakan Obat-obatan

Cara lain untuk mengendalikan gejala dari mekanisme alergi yang terjadi yaitu dengan mengonsumsi obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat alergi yang bisa kamu minum di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Antihistamin: Digunakan untuk meredakan gejala alergi seperti gatal, bersin, atau mata berair.

  • Dekongestan: Dapat membantu mengurangi pembengkakan di saluran hidung.

  • Kortikosteroid: Digunakan untuk mengurangi peradangan yang disebabkan oleh reaksi alergi.

  • Epinefrin: Digunakan dalam situasi darurat seperti reaksi anafilaksis untuk segera mengurangi gejala berat.

4. Imunoterapi

Jika alergi yang dimiliki cukup parah atau tidak bisa dihindari, kamu bisa mempertimbangkan untuk menjalani imunoterapi (seperti suntikan alergi). Terapi ini melibatkan paparan alergen dosis kecil yang meningkat secara bertahap untuk mengurangi sensitivitas tubuh terhadap alergen tersebut.

5. Mengubah Gaya Hidup

Mulailah untuk mengubah gaya hidup yang mendukung kesehatan sistem kekebalan tubuh, seperti mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan menghindari stres berlebihan.

6. Menggunakan Produk/Alat Penunjang

Menggunakan alat seperti penjernih udara, masker wajah, atau pelindung kasur dan bantal untuk mengurangi paparan alergen di lingkungan sekitar juga bisa kamu usahakan untuk meminimalisir munculnya reaksi alergi di tubuh.

 

Demikian sekilas informasi penting terkait mekanisme alergi dan cara mengantisipasinya. Sebaiknya kamu menyediakan obat alergi sebagai pertolongan pertama di rumah jika memiliki riwayat alergi tertentu. Namun, untuk lebih amannya, kamu juga bisa berkonsultasi dengan dokter terkait hal ini.