Sumber: master1305 via freepik.com
Manusia dilahirkan dengan segala anugerah yang dimilikinya. Namun terkadang, ada kondisi kesehatan khusus yang menjadi kondisi bawaan, dan tidak dapat dihilangkan. Salah satu dari beberapa kondisi yang menjadi bawaan adalah alergi. Tapi sebenarnya mengapa bisa alergi?
Secara umum sebenarnya alergi muncul sebagai reaksi tidak normal dari sistem imun tubuh, dalam melawan zat asing yang diidentifikasi sebagai zat berbahaya. Padahal zat ini sebenarnya tidak membawa ancaman apa pun untuk tubuh, hanya salah dikenali oleh sistem imun tubuh yang dimiliki seseorang.
Sumber: Who Is Danny via freepik.com
Penyebab dari alergi adalah kesalahan sistem imun tubuh dalam mengidentifikasi zat atau protein tidak berbahaya sebagai ancaman yang harus dihilangkan. Secara alami, kesalahan ini akan membuat tubuh memproduksi histamin dan diedarkan keseluruh tubuh sebagai bentuk pertahanannya.
Alergi sendiri adalah kondisi bawaan yang mungkin tidak dapat disembuhkan sepanjang usia seseorang. Namun gejalanya bisa diringankan dengan beberapa jenis terapi.
Munculnya alergi bisa terjadi karena dipicu alergen yang mendekat. Nah, alergen ini akan cukup beragam tergantung dengan alergi yang diderita, dapat berupa gigitan serangga, jenis obat tertentu, bahan lateks, hingga bahkan keringat orang itu sendiri.
Sumber: freepik via freepik.com
Faktor risiko alergi mengacu pada hal-hal yang meningkatkan risiko seseorang mengidap sebuah kondisi alergi. Setidaknya terdapat lima poin faktor risiko yang harus dipertimbangkan, yang dijelaskan dalam poin singkat berikut ini.
Pertama adalah keturunan. Orang-orang dengan riwayat alergi di dalam keluarga punya risiko lebih besar mengidap alergi yang sama atau sejenis pada generasi berikutnya. Setiap alergi yang muncul sifatnya unik, dan mungkin ada faktor lain dalam genetik yang berpengaruh.
Jarang terpapar alergen juga menjadi salah satu faktor risiko alergi. Tubuh sulit mengenali zat yang asing, dan menganggapnya sebagai ancaman. Secara mendasar sel kekebalan tubuh sulit membedakan zat yang sifatnya ancaman dan zat yang sifatnya tidak mengancam.
Terkait dengan poin kedua, hal tersebut dapat terjadi karena adanya pembatasan jenis makanan atau seseorang cenderung picky eater pada masa anak-anaknya. Hal ini menyebabkan tubuh tidak dapat mengenali berbagai macam zat dan jenis protein yang ada di makanan, sehingga identifikasi pada berbahaya atau tidaknya jenis protein yang ada di dalam makanan menjadi rancu.
Dalam tingkat ekstrem, area rumah yang terlalu kering atau terlalu lembab dapat memicu munculnya alergi pada seseorang. Kelembaban praktis berdampak besar pada sistem pernapasan, karena dapat memicu tumbuhnya jamur dan tungau debu yang memicu alergi. Efek buruk juga terjadi ketika kamu hidup di lingkungan dengan udara yang terlalu kering.
Jika jarang terpapar alergen menjadi faktor risiko kedua, maka sering terpapar alergen di lingkungan kerja akan menjadi faktor risiko terakhir. Beberapa jenis pekerjaan menuntut seseorang untuk sering terpapar alergen secara tidak langsung, sehingga tubuh merespons kandungan di dalam paparan ini secara defensif dengan melepaskan histamin.
Sumber: lev.studio.x via freepik.com
Cara paling ampuh jelas adalah dengan menghindari alergen yang sudah diketahui sejak awal. Pemeriksaan alergi pada anak-anak hendaknya jadi prosedur tetap yang dilakukan, agar kondisi ini bisa dideteksi sejak usia dini.
Selain itu, kenalkan si kecil pada berbagai jenis makanan dan ajak berkegiatan di luar rumah. Tujuannya adalah agar tubuh si kecil dapat mengenal zat-zat yang belum pernah ditemuinya, dan tidak salah dalam mengidentifikasi zat atau protein tertentu yang sebenarnya tidak berbahaya.
Itu tadi sekilas penjelasan tentang mengapa bisa alergi dan uraian faktor risiko serta cara pencegahannya. Jangan lupa selalu sediakan obat yang tepat untuk menangani gejala alergi yang muncul agar tidak berubah jadi gejala yang mengancam keselamatan. Semoga berguna, dan jangan ragu datangi dokter untuk penjelasan lebih lanjut!