Kedelai adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Terutama dalam bentuk makanan dan minuman seperti tempe dan susu kedelai. Namun siapa sangka, dibalik nikmatnya makanan dan minuman berbahan kedelai tersebut, beberapa orang justru menderita alergi susu soya.
Lantas bagaimana jika kamu menderita alergi susu soya? Apa saja solusinya? Cari tahu di bawah ini.
Sumber: Freepik
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa alergi susu soya biasanya dikarenakan adanya alergi kedelai. Alergi susu soya adalah salah satu jenis alergi makanan yang sering terjadi, terutama pada bayi dan anak-anak. Seringnya, alergi dikembangkan dari masa bayi dengan reaksi terhadap susu formula berbahan dasar kedelai.
Secara garis besar, reaksi alergi bisa terjadi karena respons dari sistem kekebalan tubuh yang berlebihan saat terpapar alergen, sebutan untuk zat dari makanan yang memicu reaksi.
Sumber: Freepik
Alergi susu soya umumnya hanya berupa gejala ringan. Biasanya reaksi akan terjadi dalam beberapa menit sampai beberapa jam setelah mengonsumsi makanan beralergen. Berbagai gejalanya termasuk:
Gatal-gatal,
Ruam merah pada kulit,
Rona merah pada kulit,
Gatal atau sensasi kesemutan pada sekitar mulut,
Pembengkakan pada beberapa bagian tubuh, seperti bibir, lidah, wajah, atau lainnya,
Kram perut,
Mual dan muntah,
Diare,
Pilek,
Mengi, dan
Sesak napas.
Pada kasus yang jarang terjadi, alergi susu soya juga bisa menimbulkan gejala yang lebih parah. Gejala yang kerap disebut syok anafilaksis ini sangatlah berbahaya karena dapat mengancam jiwa. Beberapa tandanya adalah:
Pembengkakan pada tenggorokan yang membuat sesak napas,
Penurunan tekanan darah yang drastis,
Denyut nadi yang melemah, dan
Pusing hingga hilang kesadaran.
Orang-orang yang memiliki penyakit asma atau juga memiliki alergi lain mungkin lebih rentan mengalami syok anafilaktik.
Faktor-faktor tertentu dapat menempatkan seseorang pada risiko lebih besar terkena alergi kedelai:
Seseorang memiliki risiko lebih tinggi mengalami alergi kedelai jika ada anggota keluarga yang mengalami alergi makanan.
Alergi kedelai paling umum terjadi pada anak-anak, terutama balita dan bayi. Seiring bertambahnya usia, sistem pencernaan tubuh semakin berkembang dan cenderung tidak akan menyerap komponen makanan yang memicu alergi. Tapi, perlu digaris bawahi bahwa dalam beberapa kasus, orang dewasa juga masih bisa terkena alergi susu soya.
Dalam beberapa kasus, orang yang alergi terhadap gandum, kacang-kacangan, susu, atau makanan lain akan mengalami reaksi alergi terhadap kedelai.
Jika kamu khawatir akan kemungkinan memiliki alergi, maka hal yang harus kamu lakukan adalah periksa ke dokter untuk mendapatkan diagnosisnya. Terutama ketika reaksi telah terjadi beberapa kali setelah mengonsumsi susu berbahan dasar kedelai tersebut.
Saat pemeriksaan, dokter akan menanyakan seputar gejala yang kamu rasakan seperti apa saja gejala yang muncul, makanan apa yang kamu konsumsi sebelumnya, kapan gejala terjadi dan berapa lama kamu mengalaminya. Dokter mungkin juga menanyakan riwayat kesehatan kamu dan keluarga untuk mengetahui adanya kemungkinan alergi yang diturunkan.
Selanjutnya, kamu harus menjalani beberapa tes alergi makanan lanjutan guna memastikan adanya alergi dengan tes paparan alergen melalui tusuk kulit atau tes darah untuk mengukur seberapa banyak antibodi yang ada dalam tubuh.
Setelah kamu didiagnosis memiliki alergi kedelai, dokter mungkin akan memberikan obat berupa antihistamin. Antihistamin bukanlah obat untuk menghilangkan alergi, tetapi obat ini dapat meringankan gejala setiap reaksi alergi terjadi.
Beberapa obat antihistamin yang dapat kamu beli di apotek meliputi diphenhydramine, cetirizine, dan loratadine. Ketika kamu tak sengaja mengonsumsi makanan yang mengandung kedelai, segera minum obat ini untuk mengurangi gejalanya.