Sumber: Freepik
Alergi terhadap makanan bisa berupa bahan atau kandungan apa saja dalam makanan, termasuk alergi gandum atau gluten. Secara umum gluten memang aman dikonsumsi, namun sebagian orang bisa mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi makanan yang terbuat dari bahan gandum, lho.
Perlu kamu ketahui, intoleransi gluten ini berkaitan dengan permasalahan pencernaan seperti diare sebagai risiko mengonsumsi makanan tinggi gluten. Alergi gluten secara spesifik disebabkan oleh kandungan protein yang terdapat pada gandum, barley, dan turunannya.
Kondisi seseorang sensitif terhadap gluten berbeda dengan penyakit celiac yang merupakan kelainan autoimun yang dipicu karena gluten. Mari simak ulasan di bawah ini terkait tanda-tanda, penyebab, serta cara menangani alergi gluten secara tepat.
Sebelum mengenali tanda-tandanya, alergi gluten bisa dialami oleh siapa saja dari anak-anak hingga orang dewasa. Alergi terhadap bahan makanan yang tinggi gluten ini bagi sebagian orang bersifat terjadi sementara waktu, sedangkan lainnya dapat mengalami alergi dalam jangka panjang.
Tanda-tanda dan gejala intoleransi gluten bisa berbeda-beda setiap orang, namun biasanya langsung muncul setelah mengonsumsi makanan atau produk yang mengandung gluten.
Seperti yang sudah disebutkan di bagian sebelumnya, alergi terhadap gluten disebabkan sistem kekebalan tubuh yang bereaksi akibat kandungan protein yang ditemukan di gandum, barley, rye atau gandum hitam, dan turunannya.
Terkadang memang sulit untuk benar-benar menghindari gandum karena kerap diolah dalam berbagai bentuk sajian. Makanan olahan gandum di antaranya seperti mie, pasta, kue kering, roti, sereal gandum, hingga pastry.
Sumber: Freepik
Berikut poin-poin penyebab seseorang dapat mengalami intoleransi gluten.
Bagi orang yang cukup sering mengalami intoleransi gluten, sistem kekebalan tubuhnya keliru mengidentifikasi protein yang terkandung dalam gandum sebagai ancaman berbahaya bagi tubuh. Hal ini memicu respons imun dengan memproduksi antibodi seperti imunoglobulin E atau IgE untuk melawan protein yang dianggap ancaman itu.
Seseorang yang memiliki riwayat alergi dalam keluarga, termasuk alergi makanan gluten, mungkin berisiko lebih tinggi terkena intoleransi gluten.
Penelitian menunjukkan bahwa memperkenalkan makanan yang mengandung gluten terlalu dini dalam makanan bayi, dapat berperan dalam perkembangan intoleransi gluten dalam jangka panjang. Untuk mencegahnya, maka jangan berikan makanan gluten sebelum bayi berusia enam bulan.
Produk makanan yang mengandung gandum dapat memengaruhi timbulnya reaksi pada lapisan saluran cerna yang dialami sebagian orang. Dalam kondisi normal, lapisan ini mencegah bakteri keluar dari usus, Namun bagi yang memiliki intoleransi gluten, lapisan saluran cerna tidak berfungsi seharusnya sehingga bakteri dapat menembus ke darah atau hati dan terjadinya peradangan.
Intoleransi terhadap gluten tidak berisiko komplikasi yang serius, seperti cedera usus dalam jangka panjang. Meski demikian, gejala yang ditimbulkannya tentu membuat tidak nyaman dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Untuk itu, segera lakukan cara mengatasi alergi terhadap makanan atau produk gluten agar reaksinya dapat berkurang.
Jika kamu menduga memiliki alergi gluten yang ditandai dengan gejala setelah mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, ambil keputusan untuk berkonsultasi dengan ahli alergi atau imunologi. Ahli kesehatan akan melakukan tes untuk mendiagnosis kondisi intoleransi gluten dan menyarankan pola makan sehat bebas gluten.
Selama kurun waktu minimal satu bulan, cobalah untuk mengurangi makanan olahan yang mengandung gluten sedikit demi sedikit sembari memperhatikan kondisi tubuh. Apabila sudah tidak terjadi gejala intoleransi selama puasa pantangan, namun muncul lagi setelahnya, dokter dapat mendiagnosis sebagai intoleransi gluten.
Kunci utama menghindari intoleransi gluten adalah dengan menghindari makanan dan produk yang mengandung gandum, barley, granola, biskuit, dan biji-bijian. Pastikan selalu teliti membaca tabel komposisi dan nilai nutrisi makanan yang terdapat pada kemasan produk.
Perbanyak konsumsi makanan sehat yang gluten-free dan mengandung tinggi serat yang baik untuk pencernaan. Ini adalah langkah pencegahan paling tepat untuk mencegah reaksi alergi dan masalah pencernaan yang tidak diinginkan.
Sumber: Freepik
Ketika mengalami intoleransi gluten, cara efektif untuk mengatasinya adalah dengan menghindari makanan atau produk olahan yang mengandung gluten. Ini bagus untuk meredakan gejala intoleran, namun di sisi lain kamu berisiko kekurangan asupan nutrisi penting lainnya dari makanan.
Berdasarkan riset, saat “puasa gluten”, seseorang lebih rentan kekurangan asupan vitamin B6 dan folat. Padahal vitamin B penting untuk membantu tubuh melawan infeksi, memperkuat fungsi saraf, dan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.
Oleh karena itu, untuk mencegah kekurangan nutrisi akibat alergi gluten, konsultasikan suplemen makanan terbaik dari dokter. Terutama suplemen vitamin B kompleks yang telah dilengkapi asam folat dan vitamin B6.
Kini kamu sudah memahami berbagai gejala dan ciri-ciri alergi gluten yang mungkin berbeda-beda untuk setiap orang. Jangan terlalu lama mengabaikan kondisi ini karena bisa menimbulkan kekurangan nutrisi akibat sistem pencernaan yang tidak sehat.
Jika kamu mengalami beberapa ciri-ciri intoleransi gluten yang tertera di atas setelah mengonsumsi makanan dari gluten, segera diet gluten dan langsung periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan obat mengatasi alergi.