Alergi makanan terjadi ketika sistem imun mengenali suatu protein atau mikronutrien tertentu sebagai ancaman. Cara kerja sistem imun yang berbeda inilah yang merangsang produksi histamin, senyawa yang menyebabkan seseorang mengalami berbagai reaksi alergi. Hingga kini sebagian peneliti telah mencatat setidaknya ada 170 makanan yang terbukti menjadi alergen (pemicu alergi). Namun pada pembahasan ini akan dijelaskan 9 macam alergi makanan yang paling umum dan mewakili 90% dari semua jenis alergi makanan yang ada. Simak juga cara mengatasinya pada bagian akhir.
Secara umum alergi makanan terjadi karena dua tipe. Tipe pertama adalah karena tubuh seseorang memiliki jenis imunoglobulin E (Ig E) khusus sehingga menghasilkan senyawa antibodi bernama histamin. Protein tertentu dalam makanan merangsang Ig E ini untuk mengeluarkan histamin. Sedangkan tipe kedua terjadi karena bagian lain dari sistem imun menganggap protein tertentu sebagai ancaman sehingga respons tubuh adalah dengan menghasilkan histamin. Meskipun sama-sama memicu produksi histamin, organ tubuh yang berperan sedikit berbeda.
Fakta berikutnya yang perlu dipahami adalah gejala alergi makanan memiliki karakteristik yang hampir sama meskipun jenis makanannya berbeda. Gejalanya bisa muncul beberapa menit, jam, atau beberapa hari setelah makan. Beberapa reaksi alergi yang umumnya muncul adalah pembengkakan pada bibir, lidah, dan/atau wajah, muntah, diare, biduran, hingga kulit ruam dan gatal. Ada juga yang mengalami bersin-bersin, hidung tersumbat, dan batuk.
Penderitanya perlu hati-hati dan harus segera memeriksakan diri jika mulai muncul gangguan pernapasan. Gejala lain yang harus diwaspadai adalah kesulitan menelan, dada sesak, pucat atau membiru pada lidah, bibir, atau area kulit tertentu, hingga pingsan atau tidak sadar diri.
Photo by cottonbro studio on Pexel
Terjadi pada 2-3% bayi dan anak-anak, alergi susu akan menghilang dengan sendirinya pada 90% anak saat mereka menginjak usia 3 tahun. Jika bayi yang mendapat makanannya dari ASI, maka ibu yang menyusui harus menghindari mengkonsumsi susu dan produk olahannya. Selain susu sapi murni, beberapa makanan lain yang harus dihindari adalah susu sapi bubuk, keju, mentega, margarin, yogurt, es krim, krimer, dan makanan lain yang mengandung produk tersebut.
Sebagian orang alergi terhadap kuning telur namun baik-baik saja saat makan putih telur dan sebagian yang lain mengalami kondisi sebaliknya. Studi tahun 2019 menunjukkan bahwa 67% anak-anak mampu mentoleransi makanan matang yang mengandung telur seperti keik. Hal ini karena telur telah mengalami proses pemanasan sehingga protein penyebab alergi berubah.
Beberapa jenis biji-bijian dan jenis kacang yang menyebabkan alergi adalah kacang tanah, kacang merah, kacang polong, kacang koro, dan lain-lain yang umumnya termasuk dalam keluarga leguminosae. Seseorang dengan ayah atau ibu kandung yang memiliki alergi jenis ini memiliki kemungkinan yang besar juga mengalami alergi kacang.
Selain alergi kacang di atas, kacang atau biji yang tumbuh dari pohon besar juga bisa menyebabkan alergi makanan. Beberapa contoh jenis kacang yang dimaksud adalah kacang mete, kacang almond, kacang pistachio, kacang kenari, dan lain-lain. Selain menghindari bentuk aslinya, pemilik alergi kacang juga harus menghindari produk olahan dari kacang seperti selai dan minyak. Kebanyakan pemilik alergi kacang harus menghindari kacang seumur hidupnya.
Shellfish atau hewan laut dari keluarga krustasea dan moluska bisa menyebabkan reaksi alergi. Contoh makanan laut yang termasuk dalam shellfish adalah udang (shrimp, prawns, crayfish), lobster, cumi-cumi, kepiting, kerang simping/kampak, dan lain-lain. Selain menghindari makanan dengan bahan utama di atas, pemilik alergi shellfish mungkin juga perlu menghindari masakan dengan aroma tersebut.
Biasa muncul saat dewasa, alergi ikan laut bisa menyebabkan reaksi alergi yang cukup parah. Beberapa jenis ikan laut yang umum menyebabkan alergi adalah tuna, ikan kembung, salmon, tongkol, bawal, dan lain sebagainya. Pemilik alergi ikan laut bisa saja tidak alergi terhadap shellfish dan sebaliknya karena jenis protein yang menjadi alergen berbeda.
Alergi gandum memiliki gejala yang berbeda dari penyakit celiac dan sensitif terhadap gluten. Beberapa makanan yang menggunakan gandum sebagai bahan utama atau bahan tambahan adalah segala jenis roti, pastri, gorengan, piza, mie instan, beberapa jenis mie lain, biskuit, keik, dan sebagainya.
Termasuk dalam keluarga legume, kacang kedelai termasuk bahan makanan yang dapat diolah menjadi banyak sekali produk makanan. Jadi pemilik alergi kedelai harus lebih berhati-hati. Produk yang dimaksud adalah kecap manis, kecap asin, hingga susu kedelai.
Terakhir adalah wijen, bahan makanan yang ditemukan hampir di setiap masakan Asia. Beberapa orang yang alergi wijen umumnya juga alergi terhadap salah satu jenis kacang atau biji-bijian.
Untuk gejala alergi ringan seperti gangguan pencernaan dan kulit bisa diatasi dengan mengonsumsi obat antihistamin. Sifat obat ini akan menekan produksi histamin dan membantu meredakan inflamasi. Karena bisa dibeli tanpa resep dokter, dapatkan di apotek terdekat. Penderitanya juga harus segera menghentikan konsumsi makanan tersebut dan menghindari makanan lain yang mengandung bahan alergen meskipun hanya sedikit.
Sedangkan untuk gejala alergi berat, penderitanya harus segera dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat. Dokter mungkin akan memberikan suntikan epinefrin untuk mencegah anafilaksis, reaksi alergi yang mengancam jiwa.
Referensi:
Featured Image - Photo by Luna Lovegood on Pexel