6 Jenis Alergi Kulit pada Anak dan Cara Tepat Mengatasinya

  Senin, 13 November 2023 | 03:53 WIB
   Team Prosix
ep37.1.webp

Sumber: Freepik

Alergi kulit bisa dialami oleh seluruh usia termasuk juga anak-anak dan bayi. Meskipun umumnya alergi kulit tidak membahayakan, namun jangan sepelekan alergi kulit yang dialami buah hati. Jika terus menerus dibiarkan, alergi kulit pada anak bisa semakin parah kondisinya. 

Anak dan bayi yang mengalami alergi kulit juga dapat menjadi tambah rewel dan sulit tidur akibat rasa sakit yang dirasakannya. Yuk kenali berbagai jenis alergi kulit pada anak, apa penyebabnya, gejala yang ditimbulkan, serta bagaimana cara tepat untuk mengatasinya.

Jenis Alergi Kulit yang Sering Ditemui pada Anak dan Penyebabnya

Kulit adalah organ tubuh terbesar yang memiliki luas mencapai 2 meter persegi. Selain itu, kulit merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang bisa memberikan reaksi saat kontak dengan alergen. Berikut adalah beberapa jenis alergi kulit yang sering ditemui pada anak-anak.

1. Bengkak dan Gatal-Gatal

Rasa gatal pada kulit anak ditandai dengan munculnya bercak atau benjolan merah yang terasa gatal di permukaan kulit. Gatal-gatal karena alergi biasanya berlangsung tidak lama, hanya beberapa jam atau beberapa hari dan dapat sembuh dengan sendirinya. 

Selain gatal, muncul alergi berupa angioedema yaitu pembengkakan yang terjadi pada jaringan di bawah kulit. Angioedema biasanya terjadi di bibir, kelopak mata, atau organ kelamin anak. Jika terjadi tenggorokan, angioedema bisa memicu sesak napas.

Penyebab gatal-gatal dan pembengkakan di kulit anak bisa disebabkan karena gigitan serangga, antibiotik, infeksi virus, dan getah tanaman. Makanan tertentu juga dapat memicu jenis alergi kulit ini seperti susu, telur, gandum, kedelai, dan kacang.

2. Kulit Biduran

Biduran termasuk jenis alergi kulit yang paling sering ditemui pada anak dan bayi. Penyebab kulit biduran bisa karena banyak hal, mulai dari gigitan serangga, memakai baju berbahan lateks, air liur, infeksi virus, bulu hewan, hingga makanan tinggi protein seperti telur, kacang, susu, dan seafood.

Tanda-tanda biduran seperti munculnya bentol merah yang gatal di beberapa bagian tubuh. Bentol-bentol merah yang hampir merata ini muncul tiba-tiba dan dapat mereda dalam waktu cepat, beberapa menit hingga beberapa jam. Namun untuk kasus yang parah, biduran bisa dialami si kecil dalam beberapa hari bahkan berminggu-minggu.

3. Eksim

Eksim yang dialami anak-anak ditandai dengan adanya ruam di wajah atau area kepala. Ruam ini bisa menyebar ke bagian dada dan lengan. Selain ruam, eksim juga ditandai dengan kondisi kulit kering dan menebal, serta kulit terinfeksi berulang kali.

Penyebab eksim memang belum diketahui secara pasti, namun kemungkinan karena kulit terpapar sabun mandi atau deterjen pakaian dari bahan kimia yang keras. Bisa juga karena pemakaian handuk dan pakaian dari bahan yang kasar. Agar eksim pada anak tidak semakin parah, maka hindari beberapa hal tersebut. 

Sumber: Freepik

4. Dermatitis Kontak

Jenis alergi kulit pada anak berikutnya adalah dermatitis kontak. Masalah kulit ini bisa disebabkan karena kulit bersentuhan langsung dengan alergen yang memicu alergi. Gejala dermatitis kontak antara lain rasa gatal yang berlebihan dan kulit terasa kering dan bersisik.

Alergen atau pemicu dermatitis kontak sangat bervariasi, termasuk deterjen, sabun, debu, serbuk sari, bulu hewan, logam dan lainnya. Selain itu, pemicu dermatitis kontak juga terdapat dalam kosmetik tertentu, obat-obatan untuk kulit, bahan kimia yang ada di pasta gigi, dan lainnya.

5. Alergi Kulit akibat Gigitan Serangga

Beberapa anak mungkin dapat mengalami reaksi alergi kulit karena gigitan atau sengatan serangga, seperti disebabkan oleh gigitan lebah, tawon, atau nyamuk. Alergi akibat gigitan serangga ini ditandai dengan kulit kemerahan, bengkak, dan gatal-gatal.

6. Dermatitis Seboroik

Meskipun tidak hanya dialami oleh anak-anak, dermatitis seboroik dapat menyerang anak dan bayi. Ciri-ciri terkena dermatitis seboroik seperti munculnya bercak berminyak dan bersisik di kulit kepala, wajah, atau area lainnya. 

Apa Saja Gejala Alergi Kulit yang Dialami Anak?

Alergi kulit pada anak bisa ditandai dengan gejala yang beragam, tergantung jenis alergi dan tingkat keparahannya. Adapun gejala umum alergi kulit yang sering ditemui pada anak antara lain:

  • Gatal. Daerah yang terkena alergi mungkin akan terasa sangat gatal yang mendorong anak untuk menggaruk kulit dan resikonya bisa memperburuk kondisi.
  • Kemerahan. Reaksi alergi yang paling umum adalah kemerahan atau eritema pada kulit yang terkena. Kemerahan bisa berbeda-beda tergantung intensitas alerginya.
  • Muncul ruam. Alergi kulit anak bisa menyebabkan ruam pada kulit yang tampilannya dapat berbeda-beda. Ruam bisa berbentuk datar, menonjol, bergelombang, hingga melepuh.
  • Kulit membengkak. Alergi kulit bisa menyebabkan pembengkakan kulit sebagai respons terhadap sengatan serangga atau alergen tertentu.
  • Kulit melepuh. Anak yang mengalami dermatitis kontak alergi juga dapat mengalami kulit melepuh yang berisi cairan.
  • Kondisi kulit terkelupas. Dalam beberapa kasus, alergi kulit yang dialami anak bisa menyebabkan kulit terkelupas.
  • Rasa nyeri pada kulit. Alergi kulit juga menyebabkan rasa nyeri ringan yang tidak nyaman, terutama jika kulit teriritasi akibat digaruk. 
  • Kulit kering atau berminyak. Tergantung pada jenis alerginya, area kulit anak yang terkena alergi bisa muncul gejala sangat kering atau terlalu berminyak.

Cara Tepat Mengatasi Alergi Kulit pada Anak

Mengatasi alergi kulit yang dialami oleh anak memerlukan langkah pencegahan, penanganan gejala, hingga medical treatment. Berikut ini beberapa langkah yang terdiri dari pengobatan rumahan maupun pengobatan dari dokter untuk membantu mengatasi alergi kulit pada anak.

Sumber: Freepik

1. Pastikan Kulit Anak Selalu dalam Keadaan Bersih

Untuk anak yang mengalami dermatitis kontak dengan gejala ruam di kulit, maka langkah awal yang harus dipastikan adalah membersihkan kulit dengan tepat. Cuci bagian kulit yang alergi dan area sekitarnya dengan sabun lembut dan air. 

Mengompres area kulit yang alergi dengan air dingin juga dapat membantu meringankan gejala ruam dan gatal-gatal agar tidak semakin parah. 

2. Menjaga Kelembaban Kulit

Salah satu langkah pencegahan agar reaksi alergi tidak semakin berkembang adalah dengan menjaga kelembaban kulit agar tidak kering dan bersisik. Oleskan pelembab hypoallergenic dan bebas pewangi untuk menjaga kulit anak tetap terhidrasi. Pastikan kelembaban kulit anak selalu terjaga dengan rutin mengoleskan pelembab setelah mandi atau mencuci tangan.

3. Mengoleskan Obat Topikal

Dokter kulit anak mungkin akan meresepkan obat topikal yang dioleskan ke kulit, seperti krim steroid topikal. Krim oles ini membantu untuk mengobati eksim dan gatal akibat dermatitis kontak. Jika dioleskan secara rutin, maka kandungannya akan membantu mengurangi peradangan dan rasa gatal. 

Catatan penting: apabila tingkat reaksi alergi anak cukup parah, dokter kulit anak mungkin akan meresepkan pil atau cairan kortikosteroid untuk meringankan gejala yang lebih parah.

4. Minum Obat Alergi Kulit untuk Anak

Mengkonsumsi obat pereda nyeri dan alergi kulit untuk anak yang mengandung antihistamin seperti Cetirizine Hydrochloride, efektif membantu meredakan gatal dan mengurangi respons alergi. Batas dosis obat cetirizine untuk alergi anak-anak tidak boleh lebih dari 5 mg tiap harinya.

Obat khusus untuk mengatasi alergi kulit anak bisa membantu mengurangi gatal dan bengkak yang terjadi. Sambil menunggu obat anti alergi bekerja, tidurkan anak di ruangan yang sejuk dan kenakan pakaian yang nyaman dan longgar.

Kamu bisa mendapatkan obat untuk alergi kulit pada anak dalam bentuk tablet untuk anak-anak hingga dewasa di apotek-apotek terdekat maupun secara online.

5. Allergen Immunotherapy atau Suntikan Alergi

Pada kasus alergi anak yang parah dan persisten, allergen immunotherapy atau suntikan alergi akan direkomendasikan oleh dokter agar gejala alergi dapat mereda seiring waktu.

Untuk orang tua penting diingat bahwa menangani alergi kulit pada anak memerlukan kesabaran. Mulai dari proses identifikasi pemicu alergi, diagnosis dokter, hingga menerapkan pengobatan yang efektif.