Sebagian orang mungkin lebih rentan mengalami alergi terhadap debu dibandingkan yang lain. Hal ini disebabkan karena sensitivitas berlebihan dari sistem kekebalan tubuh mereka terhadap alergen dalam debu. Lalu pertanyaannya, apakah alergi debu bisa disembuhkan?
Perlu diketahui, ada faktor-faktor yang mempengaruhi mengapa seseorang lebih mudah mengalami alergi debu. Pertama adalah faktor genetik, di mana jika orang tua atau saudara kandung mengalami alergi maka ada kemungkinan besar seseorang akan lebih rentan terhadap alergi, termasuk alergi debu. Hal ini terjadi karena kecenderungan alergi sering kali diwariskan dalam keluarga.
Faktor lainnya adalah lingkungan, di mana paparan debu yang berlebihan di lingkungan tempat tinggal terutama di ruangan dengan ventilasi buruk, kelembaban tinggi, atau banyak furniture berlapis, dapat meningkatkan risiko alergi. Faktor berikutnya yaitu paparan dini, di mana anak-anak yang terpapar alergen seperti debu, tungau, atau jamur pada usia dini memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan alergi di kemudian hari.
Selain itu, kondisi kesehatan lainnya juga bisa jadi faktor penyebab alergi debu. Seseorang dengan kondisi seperti asma atau eksim (dermatitis atopik) lebih mungkin mengalami alergi terhadap debu, karena tubuh mereka sudah memiliki respons imun yang lebih sensitif. Nah, alergi debu ini bisa muncul kapan saja, dan sering kali memburuk ketika berada di lingkungan yang banyak mengandung debu, seperti di rumah, kantor, atau tempat-tempat dengan karpet dan perabotan berlapis yang tidak sering dibersihkan.
Alergi debu bisa terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat-zat tertentu dalam debu yang dianggap berbahaya, padahal sebenarnya tidak. Debu di rumah atau lingkungan kita sering kali mengandung berbagai alergen, di antaranya adalah sebagai berikut:
Tungau Debu: Ini adalah penyebab utama alergi debu, di mana tungau adalah makhluk mikroskopis yang hidup di tempat-tempat seperti kasur, karpet, dan furniture berlapis. Kotoran dan tubuh mati tungau debu juga dapat memicu reaksi alergi.
Serbuk Sari: Serbuk sari dari tanaman yang terbawa oleh angin bisa saja menempel di debu dan menjadi pemicu alergi, terutama di musim-musim tertentu.
Spora Jamur: Beberapa jenis jamur bisa tumbuh di tempat-tempat lembab dan menyebarkan spora yang menyebabkan alergi.
Bulu Hewan: Rambut atau bulu hewan peliharaan, serta sel-sel kulit mati yang terlepas dari tubuh hewan juga seringkali ditemukan dalam debu dan bisa memicu alergi.
Serat Kain: Partikel-partikel kecil dari serat kain, termasuk dari karpet, selimut, atau pakaian, bisa menjadi bagian dari debu yang menyebabkan iritasi pada sebagian orang.
Ketika seseorang yang alergi terhadap debu terpapar, maka sistem imun tubuh akan melepaskan zat kimia seperti histamin untuk melawan zat yang dianggap berbahaya, meskipun sebenarnya tidak. Reaksi ini menyebabkan gejala seperti bersin, pilek, hidung tersumbat atau gatal, mata berair atau gatal, serta batuk atau sesak napas pada beberapa kasus. Jika gejala ini tidak ditangani dengan baik, maka alergi debu bisa memperburuk kondisi seperti asma.
Kamu pasti penasaran, apakah alergi debu bisa disembuhkan? Perlu dipahami, alergi debu adalah kondisi kronis yang biasanya tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Namun tak perlu khawatir karena kondisi ini dapat dikelola dengan baik. Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi gejala alergi debu termasuk di antaranya:
Mengurangi Paparan Debu: Kamu perlu membersihkan rumah secara teratur, menggunakan penutup pelindung pada kasur dan bantal, serta memastikan ventilasi udara yang baik di dalam ruangan.
Obat-obatan: Dokter akan meresepkan antihistamin, dekongestan, atau obat alergi lainnya untuk mengurangi gejala alergi debu.
Imunoterapi: Metode ini akan melibatkan pemberian dosis kecil alergen secara bertahap untuk mengurangi reaksi alergi secara bertahap.
Alergi debu pada umumnya tidak dianggap berbahaya secara langsung, hanya saja kondisi ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan masalah kesehatan jangka panjang, terutama jika tidak dikelola dengan baik. Gejala alergi debu, seperti hidung tersumbat, bersin, mata berair, dan tenggorokan gatal, tentunya bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Orang yang mengalami alergi debu mungkin akan mengalami kesulitan tidur, kelelahan, atau kesulitan berkonsentrasi karena gejala-gejala ini.
Kemudian, alergi debu yang tidak tertangani bisa memicu radang pada sinus (sinusitis) di mana peradangan ini bisa menyebabkan infeksi sekunder di sinus atau saluran pernapasan yang memerlukan pengobatan medis. Jika alergi debu tidak dikendalikan dalam jangka panjang, maka peradangan kronis bisa terjadi di saluran pernapasan, yang mungkin menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius, seperti polip hidung atau radang sinus kronis.
Meskipun tidak ada obat yang bisa menyembuhkan alergi debu secara permanen, namun mengelola paparan debu dan menggunakan obat-obatan yang sesuai dapat membantu mengontrol gejalanya. Jika kamu memiliki kekhawatiran atau gejala yang tidak terkendali, jangan ragu untuk mengkonsultasikan dengan dokter untuk perawatan yang tepat.
Sumber gambar: Freepik