Sumber: freepik
Alergi terhadap jarum suntik sebenarnya merupakan reaksi terhadap komponen tertentu yang terkait dengan prosedur injeksi, seperti logam dalam jarum, bahan kimia dalam obat yang disuntikkan, atau lateks dalam sarung tangan yang digunakan.
Kasus alergi spesifik terhadap jarum suntik sendiri sangat jarang. Sebagian besar reaksi yang dianggap sebagai alergi jarum suntik sebenarnya adalah reaksi terhadap bahan lain yang digunakan dalam prosedur tersebut atau reaksi psikologis. Berikut ini adalah penjelasan lebih detail mengenai penyebab, gejala, dan cara mengatasi alergi terkait jarum suntik.
Sumber: freepik
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa jenis alergi ini tidak serta merta disebabkan oleh jarum suntiknya, melainkan hal-hal yang berkaitan dengan proses injeksi. Secara lebih rinci, berikut adalah penyebab umum alergi jarum suntik.
Beberapa orang memiliki alergi terhadap logam tertentu yang mungkin terdapat dalam jarum suntik, seperti nikel.
Beberapa sarung tangan medis atau komponen lain yang digunakan selama injeksi mungkin mengandung lateks, yang bisa menyebabkan reaksi alergi.
Bahan kimia dalam obat yang disuntikkan ke dalam tubuh juga bisa memicu reaksi alergi.
Penderita mungkin tidak alergi secara fisik tetapi mengalami reaksi psikologis seperti pingsan atau serangan panik saat melihat jarum.
Gejala yang muncul saat berinteraksi dengan jarum suntik bisa bervariasi, baik itu gejala lokal (di area yang bersentuhan langsung) atau gejala sistemik (mempengaruhi seluruh tubuh). Berikut penjelasannya.
Gejala Lokal: Gejala lokal pada alergi jarum suntik bisa meliputi gatal, bengkak, kemerahan, serta nyeri atau merasakan sensasi terbakar di area suntikan.
Gejala Sistemik: Gejala sistemik umumnya meliputi sesak napas, pembengkakan wajah; bibir; atau lidah, pusing, pingsan, hingga syok anafilaktik.
Sumber: freepik
Ada beberapa cara yang bisa kamu coba untuk mengatasi jenis alergi ini. Semoga penjelasan di bawah ini bermanfaat dan menambah wawasanmu ya!
1. Tes alergi: Konsultasikan dengan dokter untuk melakukan tes alergi guna mengidentifikasi alergen spesifik.
2. Hindari lateks: Gunakan peralatan medis non-lateks jika diketahui memiliki alergi terhadap lateks.
3. Pilih jarum bebas nikel: Jika alergi terhadap nikel atau logam tertentu, mintalah jarum bebas nikel.
4. Antihistamin: Mengonsumsi antihistamin sebelum prosedur injeksi dapat mengurangi risiko reaksi alergi.
5. Kortikosteroid: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan kortikosteroid untuk mencegah reaksi alergi.
6. Epinefrin: Untuk reaksi anafilaktik, epinefrin (adrenalin) adalah pengobatan darurat utama. Selalu bawa auto-injector epinefrin jika memiliki riwayat reaksi alergi berat.
7. Antihistamin dan kortikosteroid: Obat-obatan ini dapat digunakan untuk mengurangi gejala reaksi alergi.
8. Konseling: Terapi atau konseling dapat membantu mengatasi ketakutan berlebihan terhadap jarum.
9. Teknik relaksasi: Latihan pernapasan dalam, meditasi, atau teknik relaksasi lainnya bisa mengurangi kecemasan sebelum prosedur injeksi.
Jika kamu atau seseorang yang dikenal memiliki riwayat alergi terhadap jarum suntik atau mengalami gejala setelah injeksi, sangat penting untuk segera mendapatkan bantuan medis dan berkonsultasi terkait masalah ini dengan dokter untuk mendapatkan penanganan dan saran yang tepat.