Setelah melahirkan, menyusui adalah tantangan selanjutnya dari seorang ibu. Sama pentingnya dengan masa mengandung, kesehatan ibu selama menyusui juga akan berpengaruh besar pada bayi yang mendapat makanan utama darinya. Namun ada saatnya ibu mengalami penurunan kondisi kesehatan, salah satunya adalah saat ibu mengalami reaksi alergi. Tidak boleh sembarangan, ada hal yang perlu diperhatikan saat mengonsumsi obat alergi untuk ibu menyusui. Simak penjelasan detailnya berikut ini.
Salah satu alasan ibu menyusui perlu hati-hati dalam mengonsumsi obat alergi adalah adanya kandungan yang mampu memengaruhi kuantitas ASI yang keluar. Maseth (2023)¹, konsultan laktasi di Rumah Sakit Anak Akron, mengatakan bahwa alergi dapat menyebabkan seorang ibu mengalami dehidrasi dan menurunkan produksi ASI. Sedangkan mengonsumsi obat alergi dengan kandungan tertentu, seperti dekongestan, dapat menurunkan ketersediaan ASI.
Aturan pertama dalam menghadapi reaksi alergi pada ibu menyusui adalah tidak panik. Baik dari ibu maupun dari anggota keluarga yang mendampinginya. Kemudian lakukan beberapa rekomendasi cara mengatasi alergi di bawah ini yang kami rangkum dari WebMD (2023)² dan Lyndsey (2023)¹.
Karena beberapa pengobatan alergi dapat menurunkan produksi ASI, usahakan untuk tidak mengonsumsinya pada 6 bulan pertama setelah melahirkan. Pada masa awal ini, tubuh ibu sedang membangun ketersediaan ASI yang akan digunakan berbulan-bulan berikutnya.
Mengonsumsi obat alergi untuk ibu menyusui menjadi salah satu cara yang aman dilakukan jika cermat dalam memilih produk. Hindari obat yang dapat menyebabkan kantuk agar ibu dan bayi tidak mengalami kelelahan berlebih. Selain itu, pilih juga obat alergi yang fokus mengatasi reaksi alergi yang muncul, bukan obat dengan kombinasi beberapa kandungan sekaligus.
Obat alergi dengan beberapa kandungan berikut ini aman untuk ibu menyusui, yaitu Oxymetazoline, Flonase, Tylenol serta kandungan antihistamin lain yang disarankan oleh dokter seperti Cetirizine yang terbukti tidak memiliki efek samping pada ibu menyusui.
Sedangkan kandungan obat yang perlu dihindari adalah dekongestan seperti Pseudoephedrine Hydrochloride, Diphenhydramine Hydrochloride, Codeine Phosphate, Aspirin pereda nyeri, serta obat herbal yang belum teruji secara klinis.
Selain memilih produk, perlu juga ada trik untuk mengonsumsinya. Pertama, ibu perlu minum obat alergi dengan dosis rendah segera setelah memberikan ASI kepada bayi. Sehingga pada saat waktunya bayi perlu ASI pada 2-3 jam berikutnya, bayi tidak mendapat pengaruh obat terlalu besar. Bila memungkinkan, ibu disarankan memilih obat alergi dengan bentuk semprotan hidung, cairan tetes mata, suntikan, dan lain-lain selain obat oral.
Setelah mengonsumsi obat alergi, ibu perlu memperhatikan kondisi kesehatan bayi. Apabila bayi mengalami efek samping seperti iritasi, mudah lelah, penurunan berat badan, sulit merasa kenyang, dan lain-lain, segera hentikan konsumsi obat dan lakukan konsultasi dengan dokter.
Meski banyak hal yang perlu diperhatikan, mengonsumsi obat alergi untuk ibu menyusui secara umum aman dilakukan. Ibu yang mengalami reaksi alergi tentu tidak mampu merawat bayi dengan optimal. Sehingga masalah alergi ini perlu ditangani segera. Jangan ragu melakukan konsultasi dengan dokter kandungan atau dokter anak jika kamu ragu mengambil keputusan soal cara mengatasi alergi. Terutama untuk kamu yang memiliki kondisi kesehatan khusus sehingga dimungkinkan ada efek samping lain yang berbeda dengan kondisi kesehatan umumnya.
Referensi: