Jakarta - Alergi pada umumnya merupakan salah satu penyakit yang kerap ditemui di tengah masyarakat. Biasanya timbul akibat makanan tertentu seperti seafood ataupun kambuh pada musim-musim tertentu seperti musim hujan, cuaca dingin hingga reaksi berlebih dari sistem imun tubuh terhadap benda atau bahan tertentu yang sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh.
Untuk gejalanya yakni biasanya kulit akan menimbulkan rasa gatal hingga biduran.Tak hanya itu, mereka yang mengalami alergi juga bisa merasakan gejala hidung berair, bersin-bersin, batuk, pilek, mata berair atau merah hingga sesak nafas atau syokanafilaktik.
Syok anafilaktik adalah reaksi alergi berat yang terjadi secara tiba-tiba dan sifatnya fatal hingga dapat membahayakan nyawa. Oleh karena itu syok anafilaktik perlu segera mendapatkan perawatan darurat.
Dikutip dari berbagai sumber, sejumlah penelitian menyebutkan ada sejumlah golongan masyarakat yang memiliki risiko tinggi mengalami reaksi alergi seperti memiliki Riwayat alergi dalam keluarga, lingkungan berpolusi tinggi, lingkungan rumah terlalu lembab atau kering, perokok aktif atau pasif, daya tahan tubuh rendah, hingga kekurangan nutrisi tertentu.
Meskipun begitu ada sejumlah cara untuk mencegah terjadinya reaksi alergi seperti
1. Menghindari Kontak dengan Penyebab Alergi
Menghindari kontak dengan penyebab alergi merupakan salah satu cara efisien untuk mencegah terjadinya reaksi alergi. Meskipun begitu, tidak sedikit orang yang masih belum mengetahui penyebab terjadinya alergi.
Untuk mengetahui penyebab alergi bisa dilakukan dengan sejumlah cara seperti melakukan tes alergi dengan memanfaatkan Tes Tusuk Kulit, Tes Tempel (patch testing), dan Tes Imunologi.
2. Jaga Kebersihan Lingkungan
Menjaga kebersihan lingkungan juga tidak kalah penting untuk mencegah terjadinya alergi. Sebab banyak kasus ditemui debu kerap membuat tidak sedikit orang merasakan gatal-gatal pada kulit hingga bersin-bersin.
Oleh karena itu, memastikan tempat tinggal tetap bersih terbebas dari debu merupakan hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya reaksi alergi.
3. Memanfaatkan Pakaian Tertutup dan Selalu Ingat Pantangan
Pakaian tertutup bisa dimanfaatkan di dalam sejumlah kondisi seperti ketika sulit dalam menghindari penyebab alergi. Langkah ini dilakukan agar kulit tidak bersentuhan secara langsung dengan penyebab alergi.
Selain memanfaatkan pakaian tertutup, selalu ingat terhadap pantangan tertentu juga merupakan hal yang perlu dilakukan. Sebagai contoh, jika memiliki alergi makan seafood sebaiknya hal tersebut selalu diingat.
Banyak kasus terjadi, orang kerap lupa memiliki alergi terhadap makanan tertentu dan baru tersadar ketika reaksi pada tubuh sudah terjadi.
4. Mengonsumsi Obat Antihistamin
Bila sudah terjadi reaksi alergi segera minum obat Antihistamin untuk memblokir histamin penyebab alergi. Pada umumnya mengonsumsi obat Antihistamin bisa menyebabkan kantuk. Namun ada juga obat Antihistamin yang tidak menyebabkan kantuk.
Ada berbagai obat alergi seperti:
Cetirizine (tidak menyebabkan ngantuk),
Chlorpheniramine (efek samping ngantuk),
Hydroxyzine (efek samping ngantuk)
Dll
Obat antihistamin ada yang harus dibeli dengan resep dokter dan ada pula yang dapat dibeli bebas. Namun sebelum mengkonsumsi obat apapun sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter ataupun Apoteker.
Cetirizine sudah puluhan tahun diresepkan dokter untuk mengobati berbagai keluhan alergi, diminum cukup 1x sehari dan tidak menyebabkan kantuk berdasarkan pada uji klinis yang dilakukan pada tahun 1987 dan 1990 di Sleep Research Center, Stanford University School of Medicine. Prosix dapat diminum baik oleh orang dewasa, anak-anak maupun lansia. Untuk info selanjutnya.
(Sumber: https://health.detik.com/advertorial-news-block/d-6665218/reaksi-alergi-syok-anafilaktik-bisa-ancam-jiwa-ini-cara-mencegahnya )