Alergi bisa dialami oleh siapa saja. Bahkan, banyak orang yang tidak sadar bahwa dirinya sensitif terhadap substansi atau zat alergen tertentu. Jika kamu kerap menunjukkan gejala alergi seperti gatal, muncul ruam, batuk, bersin-bersin, dan lain-lain pasca mengonsumsi atau bersentuhan dengan zat alergen tertentu, maka sebaiknya waspada dan berhati-hati. Memang reaksi alergi pada umumnya hanya menimbulkan gejala yang ringan saja, tapi jika tidak ditangani dengan tepat, bisa bertambah parah dan menyebabkan syok anafilaktik yang mengancam nyawa. Nah, untuk memastikan bahwa kamu memang punya riwayat alergi, sebaiknya lakukan tes alergi seperti misalnya skin prick test. Apa itu? Ayo simak informasi lengkapnya berikut.
Salah satu prosedur yang dilakukan dokter untuk mengidentifikasi reaksi alergi terhadap substansi tertentu kepada pasien terdampak yaitu dengan melakukan tes kulit atau yang juga disebut dengan skin test.
Secara umum, skin test terdiri dari 3 jenis yaitu uji intradermal, uji tempel, dan uji tusuk/skin prick test. Nah, pada artikel kali ini akan membahas lebih jauh tentang skin prick test atau uji tusuk.
Uji tusuk dipilih untuk memastikan pasien punya sensitivitas terhadap penyakit alergi yang dimediasi IgE. Umumnya, dokter akan merujuk pada tes ini, terutama pada pasien dengan diagnosa asma, urtikaria, anafilaksis, alergi obat, alergi makanan, dan rhinoconjunctivitis.
Skin prick test dilakukan dengan mencukil atau menusuk area kulit lengan bawah yang dilanjutkan dengan memasukkan cairan ekstrak alergen, kontrol positif, dan kontrol negatif. Hasil uji tusuk bisa langsung dibaca setelah 15-20 menit. Tes dinyatakan positif jika muncul ruam dengan diameter ≥ 3 mm.
Sumber: freepik
Skin prick test berfungsi untuk memastikan apakah pasien punya alergi terhadap beberapa zat alergen atau tidak. Melalui uji tusuk, dokter bisa melihat apakah pasien menunjukkan respons alergi yang terlalu kuat pada jenis substansi tertentu.
Umumnya, dokter akan melakukan uji tusuk pada pasien dengan masalah kesehatan seperti asma, eksim, anafilaksis, urtikaria, rinitis, alergi obat atau makanan, dan lain-lain. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa uji tusuk dimulai dengan menusuk bagian lengan bawah pasien dan memasukkan zat alergen tertentu. Biasanya, zat alergen yang diujikan antara lain bulu binatang, tungau, serbuk sari, jamur, dan makanan tertentu.
Uji tusuk hanya boleh dilakukan oleh dokter spesialis di bidang alergi-imunologi dan bisa dilakukan pada pasien dengan minimal usia 3 tahun. Namun, tidak perlu khawatir karena uji tes pada anak menggunakan jarum khusus yang tidak menyebabkan sakit atau keluar darah.
Sumber: freepik
Uji tusuk dilakukan saat pasien dalam kondisi sehat. Zat alergen yang dimasukkan ke tubuh pasien, biasanya juga memiliki konsentrasi yang sangat kecil. Dalam sekali tes, dokter mungkin akan menggunakan 1 sampai 25 jenis substansi atau alergen. Untuk memudahkan kamu dalam memahami prosedur skin prick test, simak langkah-langkahnya berikut ini.
Perawat atau dokter akan membersihkan lengan pasien dengan pembersih yang mengandung alkohol dan air.
Kulit lengan akan ditandai dengan spidol kulit yang sesuai dengan jumlah alergen yang diuji. Tiap-tiap tanda minimal diberi jarak 2 cm.
Dokter kemudian meneteskan larutan alergen di sebelah tanda yang telah dibuat.
Prosedur dilanjutkan dengan menusukkan jarum lancet steril ke kulit yang telah dituang alergen. Kamu tidak perlu takut karena jarum yang dipakai dipastikan selalu dalam kondisi baru.
Setelah itu, dokter akan menunggu selama 15-30 menit untuk mengetahui berbagai reaksi yang muncul di kulit.
Dengan melakukan uji tusuk atau skin prick test, dokter bisa memastikan si pasien memiliki hipersensitivitas pada zat alergen tertentu. Dengan demikian, dokter juga akan lebih mudah dalam memberikan pengobatan penyakit alergi dan menyarankan perawatan yang tepat bagi penderitanya.