Sumber: cottonbro studio, pexel
Alergen adalah zat yang memicu reaksi alergi pada orang-orang yang sensitif. Pada orang tersebut, sistem kekebalan mengenal alergen sebagai benda asing yang berbahaya.
Akibatnya, sistem kekebalan bereaksi berlebihan dengan membuat sejenis antibodi yang disebut IgE untuk melawan alergen. Reaksi inilah yang menyebabkan munculnya gejala alergi seperti bentol-bentol, kulit merah, ruam, bersin-bersin, mata berair, batuk, meler dan lain-lain.
Terdapat berbagai jenis pemicu alergi di sekeliling kita. Kebanyakan dari alergen tersebut bahkan dapat kamu temukan dengan mudah di lingkungan rumah, sekolah, maupun tempat kerja.
Mari kenali dan cermati sederet alergen yang paling umum di bawah ini:
Sumber: Stijn Dijkstra, pexels
Bagian tumbuhan ini memiliki ukuran sangat kecil, ringan, dan kering sehingga dapat mudah diterbangkan oleh angin. Jumlah serbuk sari yang beterbangan di udara biasanya akan lebih banyak saat cuaca berangin yang disertai udara kering. Peningkatan jumlah ini dapat menimbulkan reaksi alergi, terutama bagi orang yang sensitif terhadap serbuk sari.
Alergi akibat serbuk sari juga disebut hay fever atau rhinitis alergi. Gejalanya bisa berupa hidung tersumbat atau beringus (meler), mata berair, tenggorokan dan mata yang gatal, batuk-batuk, dan bengkak di area bawah mata.
Sumber: makamuki0, pexels
Tungau debu biasa terdapat dalam rumah dan berukuran sangat kecil. Akibatnya, serangga ini sulit dilihat dengan mata telanjang. Serangga ini hidup di lingkungan yang lembap dan hangat, seperti tempat tidur, sofa, dan karpet. Mereka bertahan hidup dengan memakan sel-sel kulit mati yang terlepas dari kulit manusia.
Orang yang alergi tungau debu bisa mengalami gejala berupa mata merah dan berair, bersin-bersin, hidung beringus, gatal-gatal pada hidung, tenggorokan, dan langit-langit dalam mulut, serta batuk.
Sumber: Monstera Production, pexel
Alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh memberikan respon abnormal terhadap suatu jenis makanan. Contoh makanan yang paling umum menyebabkan alergi meliputi ikan, kerang-kerangan, kacang, serta susu.
Gejala alergi makanan umumnya tidak berbahaya, misalnya, mual, diare, gatal-gatal di mulut, serta biduran. Namun jangan lengah karena alergi ini juga bisa menyebabkan anafilaksis. Anafilaksis adalah reaksi alergi yang sangat parah dan harus segera ditangani secara medis karena dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani.
Sumber: Adege, pixabay
Jamur akan tumbuh subur pada permukaan lembap. Contohnya, di kamar mandi, kusen jendela, tanah, daun yang layu, serta kayu yang sudah lapuk.
Alergi spora jamur dapat menyebabkan batuk-batuk, mata gatal, hingga kesulitan bernapas. Gejala yang timbul bisa saja tampak ringan, tapi Anda perlu lebih waspada jika menderita asma. Pasalnya, alergen ini juga bisa memicu serangan asma.
Sumber: Azerbajian_stock, Freepik
Sengatan lebah termasuk salah satu pemicu alergi yang paling berbahaya, terlebih bagi orang yang sangat sensitif terhadap efeknya.
Saking berbahayanya, orang-orang dengan alergi jenis ini kerap harus berjaga-jaga dan senantiasa membawa perlengkapan suntik Epinefrin.
Epinefrin merupakan obat untuk menetralkan reaksi alergi akibat sengatan lebah yang bekerja dengan cepat. Namun di Indonesia sendiri, alat suntik Epinefrin (Epipen) sangatlah jarang. Umumnya, penderita alergi butuh suntikan Epinefrin dari dokter.
Sumber: Pexel, pixabay
Obat-obatan tertentu juga bisa menjadi alergen. Contoh obat yang sering memicu alergi meliputi Penisilin, Antibiotik golongan Sulfonamida, Aspirin, serta obat anti kejang.
Penderita alergi obat biasanya akan mengalami gejala berupa ruam kulit, pembengkakan, sesak napas, mengi, hidung beringus, serta mata gatal dan berair. Meski jarang, alergi jenis ini juga dapat berujung pada anafilaksis.
Selalu ingat bahwa mengatasi dampak dari alergen sangatlah penting. Segera dapatkan diagnosis yang akurat dan saran medis yang sesuai. Jika kamu mengalami gejala alergi yang serius, seperti sesak napas atau pembengkakan wajah, jangan ragu untuk segera cari bantuan medis!