Reaksi alergi makanan pada bayi dapat menimbulkan ciri-ciri atau gejala yang ringan hingga berat, seperti gatal, pembengkakan, hingga sesak napas. Gejala yang berat patut diwaspadai karena dapat mengancam nyawa! Agar tidak terlambat menanganinya, yuk kenali ciri-ciri bayi alergi makanan, dan cara mengatasinya berikut ini!
Kolik adalah kondisi ketika bayi menangis terus-menerus dan sulit ditenangkan. Ini umumnya terjadi selama kurang lebih 3 jam. Gejalanya kolik yang dipicu oleh alergi makanan, meliputi:
Menangis dengan mengeluarkan nada tinggi.
Sangat sulit untuk ditenangkan.
Wajah merah dan kulit pucat di sekitar mulut.
Kaki ditarik ke atas, lengan kaku, atau punggung melengkung.
Berbeda dengan orang dewasa, bayi tidak bisa menggaruk rasa gatal yang ada di tubuhnya. Namun, mereka akan terlihat menggeliat dan menggosokkan area badan yang terasa gatal untuk meredakannya.
Eksim adalah ruam bersisik di kulit dan terasa gatal, serta bertekstur kasar. Ciri dan lokasinya dibedakan berdasarkan usianya, seperti:
0 hingga 6 bulan. Eksim muncul di area pipi, dagu, dahi, dan kulit kepala. Terkadang bisa menyebar ke area lain pada tubuh.
6 hingga 12 bulan. Eksim muncul di area siku dan lutut. Ruam biasanya membentuk kerak berwarna kuning.
2 hingga 5 tahun. Eksim muncul di area lipatan lutut dan siku atau di pergelangan tangan, tangan, serta pergelangan kaki. Area yang terkena akan terlihat kering, bersisik, dan tebal.
Untuk meredakan gejala di atas, ibu bisa memandikan bayi dengan oatmeal, mengompres dingin dan menggunakan produk kulit non steroid, seperti petroleum jelly. Dalam kasus yang parah, dokter biasanya merekomendasikan obat antihistamin atau krim steroid.
Biduran adalah gangguan yang ditandai dengan benjolan berwarna merah muda. Ukurannya berkisar setengah inci hingga beberapa inci, terasa gatal, dan memiliki bentuk yang tidak beraturan.
Biduran adalah kondisi yang tidak membutuhkan penanganan khusus, karena dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 6 jam. Guna membantu meredakan rasa gatalnya, ibu bisa mengompres dingin area yang terkena.
Pembengkakan pada wajah, bibir, dan mata dikenal dengan istilah angioedema. Gejala alergi makanan ini biasanya terjadi dalam intensitas ringan dan tidak membutuhkan penanganan khusus.
Gangguan pencernaan yang menjadi ciri alergi makanan ditandai dengan sakit perut dan muntah-muntah. Selain itu, tekstur feses menjadi lebih encer dan bisa mengandung lendir atau darah.
Sumber: Freepik
Setelah mengetahui apa saja gejala dan penyebab alergi makanan yang dialami oleh si Kecil, kini kamu bisa mengatasinya dengan beberapa cara berikut:
Hindari memberi makanan sumber alergi
Penanganan paling mudah untuk mengatasi alergi makanan pada bayi adalah dengan menghindari bahan makanan MPASI yang cenderung menyebabkan alergi. Tunda pemberiannya hingga ia setidaknya berusia 3 tahun.
Penuhi kebutuhan nutrisinya.
Untuk mengatasi alergi makanan pada anak, Ibu perlu memenuhi asupan nutrisinya dengan pemberian ASI berkualitas. ASI mengandung berbagai nutrisi yang dapat membantu membentuk dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi, termasuk imunoglobulin E.
Memperkenalkan makanan baru secara bertahap.
Saat mulai memperkenalkan makanan padat pada bayi, lakukan secara bertahap. Mulailah dengan satu makanan baru setiap kali dan tunggu beberapa hari untuk melihat apakah si Kecil mengalami reaksi alergi atau tidak.
Konsultasikan dengan dokter.
Bila si Kecil menunjukkan gejala salah satu alergi makanan, selain melakukan beberapa hal diatas, segeralah berkonsultasi dengan pihak kesehatan atau dokter. Setelah berkonsultasi Ibu akan mengetahui dengan tepat gejala alergi dan penanganannya.
Demikianlah ciri-ciri bayi alergi makanan dan cara menanganinya. Bayi memang tidak bisa sembarangan mengkonsumsi obat anti alergi, namun bagi orang dewasa yang terkena alergi makanan, kamu bisa menyiapkan pertolongan pertama antihistamin untuk masalah kesehatan tersebut. Jangan lupa untuk selalu menghindari penyebabnya dan segera pergi ke dokter jika gejala alergi memburuk.