14 Kebiasaan Baik yang Dapat Menghindarkanmu dari Alergi

  Selasa, 30 April 2024 | 02:10 WIB
   Team Prosix
oktep41.1.jpg

Alergen adalah senyawa yang memicu tubuh menimbulkan reaksi alergi. Reaksi alergi yang terjadi akibat paparan alergen dapat menimbulkan gejala yang berbeda-beda tergantung pada jenisnya. Karena ada beberapa alergi yang bersifat kekambuhan, satu-satunya cara mencegah kekambuhan alergi adalah dengan melakukan beberapa kebiasaan baik yang dapat menghindari alergen. Apa saja kebiasaan baik tersebut dan apa saja jenis alergen yang harus dihindari? Yuk cari tahu di bawah ini.

Apa Saja Jenis-Jenis Alergen?

Alergen terdiri dari beberapa jenis dan dapat menimbulkan gejala yang berbeda-beda. Gejala alergi yang ringan dapat berupa bersin atau batuk, sedangkan yang berat dapat menyebabkan sesak napas, hingga syok anafilaksis.

Berikut ini adalah jenis-jenis alergen yang perlu kamu kenali:

1. Alergen Hirup

Alergen hirup akan masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan atau saat terhirup. Jenis alergen ini biasanya menimbulkan gejala berupa bersin, batuk, flu, bahkan sesak napas. Alergen hirup bisa berupa partikel dalam debu, serbuk sari, serta spora jamur.

2. Alergen Makanan

Semua makanan bisa menjadi alergen. Hal ini karena alergen makanan berasal dari protein yang terkandung dalam makanan. Beberapa reaksi alergi yang terjadi akibat alergen jenis ini adalah gatal, ruam pada kulit, pembengkakan pada bibir dan wajah, sesak napas, hingga anafilaksis.

Makanan yang paling sering mengandung alergen adalah telur, susu, kacang-kacangan, makanan laut, gandum, dsb

3. Alergen Obat

Saat mengonsumsi obat-obatan, tidak menutup kemungkinan sistem imun merespons kandungan yang ada pada obat sebagai alergen. Sebagaimana alergen makanan, gejala yang terjadi akibat mengonsumsi alergen obat juga bisa beragam, seperti pembengkakan pada bibir, ruam pada kulit yang terasa gatal, biduran, dan pembengkakan pada area wajah.

Beberapa obat yang paling sering menjadi alergen antara lain antibiotik seperti penicillin,obat anti kejang, dan insulin.

4. Alergen Kontak

Selain melalui saluran pernapasan dan pencernaan, alergen juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui kontak langsung dengan kulit. Alergen jenis ini dapat menimbulkan gejala berupa gangguan pada kulit, yang meliputi ruam merah, gatal dan terasa panas, dan kulit menjadi kering.

Beberapa contoh alergen kontak adalah lateks, nikel, serta bahan-bahan kimia yang terdapat pada detergen, make up, sabun, lotion, atau tabir surya.

Kebiasaan Baik untuk Mencegah Terjadinya Alergi

Cara untuk mencegah alergi tergantung pada jenis alergennya. Upaya yang paling efektif adalah dengan menghindari pemicunya. Akan tetapi, tidak semua sumber alergi dapat dihindari dengan mudah, misalnya debu, bulu hewan peliharaan, atau makanan.

Beberapa kebiasaan baik berikut ini dapat kamu lakukan untuk membantu mencegah munculnya alergi:

  1. Menggunakan masker saat keluar rumah.
  2. Membersihkan rumah secara rutin, terutama ruangan yang sering digunakan, seperti kamar tidur dan ruang keluarga.
  3. Menghindari penggunaan kemoceng, karena dapat menyebarkan alergen.
  4. Membersihkan perabotan dengan kain bersih yang dibasahi air atau cairan pembersih, atau alat penyedot debu.
  5. Membuka jendela atau pintu, agar sirkulasi udara lebih lancar.
  6. Menempatkan hewan peliharaan di luar rumah atau di satu ruangan khusus.
  7. Memandikan hewan peliharaan dan membersihkan kandangnya secara rutin.
  8. Mencatat makanan yang dapat memicu reaksi alergi agar dapat dihindari.
  9. Membaca label kemasan makanan untuk mengetahui bahan-bahannya sebelum mengonsumsinya.
  10. Menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan, mandi, dan sikat gigi secara teratur.

Pada dasarnya, pengobatan paling mudah dan tepat untuk alergi adalah dengan melakukan kebiasaan baik di atas dan menjauhi penyebab alergi tersebut. Namun selain itu, jika sudah terlanjur terpapar alergi. Maka Obat-obatan seperti antihistamin atau dekongestan dapat digunakan jika kamu mengidap alergi yang ringan. Namun, jika kamu memiliki riwayat penyakit lain, seperti asma, disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan. Apalagi jika sedang hamil atau menyusui.