Sumber: Towfiqu Barbhuiya via freepik.com
Berbagai produk yang digunakan masyarakat kekinian kebanyakan menggunakan campuran bahan kimia di dalamnya. Hal ini kemudian berpengaruh pada risiko alergi yang dialami, berupa alergi bahan kimia.
Secara umum jika membahas mengenai alergi bahan kimia, fokus kemudian akan tertuju pada alergi yang dialami oleh pekerja. Paparan bahan kimia yang terus menerus dan rutin dapat menyebabkan kondisi ini muncul dalam bentuk dermatitis kontak alergen.
Sumber: felipecristianomkt via freepik.com
Seperti yang disampaikan, alergi bahan kimia dapat muncul dalam bentuk dermatitis kontak alergi. Kondisi ini adalah kondisi ketika kulit mengalami peradangan yang dipicu karena adanya kontak langsung antara kulit dengan suatu alergen, dalam hal ini adalah bahan kimia.
Kaum pekerja dapat terpapar ribuan zat kimia asing setiap hari, dan kebanyakan memang tidak memicu reaksi pada sistem imun. Namun sistem imun yang dimiliki beberapa orang dapat memunculkan reaksi berlebihan pada paparan zat ini, dan termanifestasi dalam bentuk berbagai macam reaksi alergi.
Beberapa hal yang dapat memicu munculnya gejala alergi bahan kimia adalah kontak dengan logam, karet lateks, perekat, tumbuhan, parfum atau kosmetik, pewarna pakain tertentu, zat kimia di produk rambut, deterjen dan pelarut, minyak esensial, serta beberapa obat yang dioleskan ke kulit.
Mengacu pada laporan dari Quality and Efficiency in Health Care pada salah satu artikel di hellosehat.com, setidaknya terdapat total 8% orang dewasa di dunia yang mengidap kondisi ini, dan didominasi oleh laki-laki.
Sumber: Srinrat Wuttichaikitcharoen via freepik.com
Akibat paparan bahan kimia yang terus menerus, tubuh yang memiliki kondisi alergi akan memunculkan gejala yang cukup mencolok. Gejala ini kebanyakan tampak secara fisik, sehingga mudah dikenali dan dideteksi.
Beberapa gejala dan ciri alergi bahan kimia antara lain adalah sebagai berikut:
Rasa gatal yang terus menerus
Sakit, nyeri, atau perih pada bagian kulit yang terpapar bahan kimia
Muncul benjolan atau luka lenting yang tampak lembab, berair, atau bernanah
Kulit terasa panas seperti terbakar setelah paparan
Kulit menjadi kering, berwarna kemerahan, terasa menebal, dan kasar bersisik
Munculnya luka mirip sayatan pada kulit
Pada beberapa konteks ketika reaksi alergi yang muncul parah, maka kulit akan terasa kencang dan muncul lepuhan. Luka melepuh ini dapat mengeluarkan cairan, kemudian berubah menjadi borok dan mengelupas dengan sendirinya.
Gejala-gejala di atas secara umum juga hanya muncul pada bagian kulit yang terpapar bahan kimia alergen. Tapi bukan tidak mungkin gejala ini kemudian merambat dan muncul juga di bagian tubuh lain yang sebenarnya tidak terpapar secara langsung.
Sumber: Tomasz Zajda via freepik.com
Untuk mengatasinya sendiri sebenarnya kamu bisa mengusahakan menggunakan pakaian tertutup atau alat perlindungan diri yang disediakan di tempat kerja. Pencegahan pada paparan yang terjadi merupakan langkah terbaik yang dapat dilakukan.
Namun jika gejala alergi terlanjur muncul, maka kamu dapat mengkonsumsi beberapa jenis obat yang dapat meredakan gejala tersebut. Mulai dari obat dengan kandungan antihistamin, obat dengan kandungan cetirizine, atau obat-obatan lain yang direkomendasikan oleh dokter.
Jika gejala yang muncul mulai mengganggu dan membuat sensasi tidak nyaman, maka sangat direkomendasikan untuk segera menemui dokter guna berkonsultasi lebih lanjut. Dokter biasanya akan meresepkan obat kortikosteroid atau obat lain yang sesuai dengan diagnosis pada kondisi yang kamu miliki.
Itu tadi sekilas bahasan tentang alergi bahan kimia yang muncul dalam bentuk dermatitis kontak alergi. Selalu lakukan langkah pencegahan dengan menggunakan pakaian yang tertutup, hindari paparan alergen, dan sediakan obat yang tepat untuk menangani gejala ringan hingga sedang ketika alergi muncul!