Perhatikan! Begini Cara Tepat Mengatasi Alergi Protein Tinggi

  Rabu, 14 Agustus 2024 | 11:22 WIB
   TEAM PROSIX
perhatikan-begini-cara-tepat-mengatasi-alergi-protein-tinggi_fKt.jpg

"Protein tinggi" biasanya merujuk pada makanan atau diet yang mengandung kadar protein yang lebih tinggi. Kira-kira, bagaimana cara tepat untuk mengatasi alergi protein tinggi?

Perlu dipahami bahwa protein sendiri adalah makronutrien penting yang terdiri dari asam amino dan berperan dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, produksi enzim dan hormon, serta mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh. Alergi terhadap protein tinggi bisa terjadi karena sistem kekebalan tubuh mengidentifikasi protein tertentu sebagai zat berbahaya, meskipun sebenarnya tidak.

Ketika seseorang dengan alergi tersebut terpapar pada protein yang menjadi pemicunya, maka sistem kekebalan tubuh merespons dengan cara yang berlebihan, hingga menghasilkan gejala alergi.

Apa Penyebab Terjadinya Alergi Protein Tinggi?

alergi protein tinggi

Setidaknya ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami alergi terhadap protein tinggi, yaitu:

1. Faktor Genetik

Apabila ada anggota keluarga yang memiliki alergi, maka risiko seseorang untuk mengalami alergi juga meningkat. Genetik memang memainkan peran penting dalam menentukan apakah seseorang akan mengembangkan alergi.

2. Paparan Dini Terhadap Alergen

Kontak awal dengan alergen pada usia muda bisa memicu perkembangan alergi. Namun, dalam beberapa kasus, keterlambatan pengenalan makanan alergenik juga bisa berkontribusi pada alergi. Di sisi lain, paparan terhadap alergen di lingkungan sekitar, seperti debu, serbuk sari, atau bulu hewan, juga bisa berkontribusi pada pengembangan alergi makanan.

3. Sistem Kekebalan yang Sensitif

Pada beberapa orang, sistem kekebalan tubuh yang sensitif lebih mungkin bereaksi terhadap zat yang biasanya tidak berbahaya.

4. Kondisi Kesehatan Tertentu

Seseorang dengan kondisi atopik, seperti eksim, asma, atau rinitis alergi, lebih rentan terhadap alergi makanan. Kemudian, gangguan pada usus atau kesehatan pencernaan yang buruk juga bisa meningkatkan risiko alergi makanan karena protein makanan mungkin tidak sepenuhnya dicerna, memungkinkan mereka untuk memicu respons imun.

5. Lingkungan dan Gaya Hidup

Pola makan dan paparan terhadap berbagai makanan juga bisa mempengaruhi risiko alergi. Selain itu, faktor kebersihan juga memegang peranan penting, di mana hipotesis kebersihan menyatakan bahwa kurangnya paparan terhadap mikroorganisme pada masa kanak-kanak dapat mengakibatkan sistem kekebalan tubuh yang lebih rentan terhadap alergi.

6. Perubahan Lingkungan dan Polusi

Polusi udara dan paparan terhadap bahan-bahan kimia tertentu dapat meningkatkan risiko alergi dengan mengubah sistem kekebalan tubuh. Selain itu, perubahan dalam pola cuaca dan suhu juga akan mempengaruhi penyebaran dan konsentrasi alergen lingkungan.

Ketika sistem kekebalan tubuh mengenali protein tertentu sebagai ancaman, ia akan memproduksi antibodi imunoglobulin E (IgE) yang memicu pelepasan histamin dan bahan kimia lainnya dari sel mast. Inilah yang kemudian menyebabkan gejala alergi seperti gatal, bengkak, ruam, dan dalam kasus yang parah, anafilaksis.

Daftar Protein yang Sering Memicu Alergi

Alergi terhadap protein tinggi biasanya mengacu pada reaksi alergi yang terjadi pada saat tubuh seseorang merespons secara berlebihan terhadap protein tertentu dalam makanan atau substansi lain. Alergi ini bisa memanifestasikan diri dalam beberapa bentuk, tergantung pada jenis protein dan bagaimana tubuh bereaksi terhadapnya.

Nah, berikut ini adalah beberapa protein yang sering menyebabkan alergi:

1. Protein Hewani

  • Susu sapi: Alergi terhadap protein dalam susu sapi, seperti kasein dan whey, cukup umum terutama sering terjadi pada anak-anak.

  • Telur: Protein dalam putih telur, seperti ovalbumin, juga sering menjadi penyebab alergi.

  • Daging: Beberapa orang mungkin juga akan mengalami reaksi alergi terhadap protein tertentu dalam daging, seperti daging sapi atau ayam.

  • Ikan dan Seafood: Protein dalam ikan dan seafood juga sering menyebabkan reaksi alergi yang serius.

2. Protein Nabati

  • Kacang-kacangan: Alergi terhadap kacang-kacangan seperti kacang tanah dan kacang pohon (seperti almond, walnut) sangat umum terjadi.

  • Kedelai: Protein dalam kedelai juga bisa memicu reaksi alergi.

  • Gandum: Gluten, protein dalam gandum, bisa menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang, meskipun lebih sering dikaitkan dengan intoleransi atau penyakit celiac.

Pencegahan dan Penanganan Alergi Protein Tinggi

alergi protein tinggi

Gejala alergi protein tinggi dapat bervariasi dari ringan hingga parah, termasuk gatal atau bengkak di mulut dan tenggorokan. Selain itu, bisa juga ruam kulit atau gatal-gatal, masalah pencernaan seperti mual, muntah, diare, atau sakit perut. Bahkan sebagian orang juga merasa sesak napas atau mengi, hingga anafilaksis yang merupakan reaksi alergi yang mengancam nyawa yang membutuhkan perawatan medis segera.

Lantas, bagaimana cara tepat untuk mengatasi alergi protein tinggi? Simak beberapa panduannya di bawah ini:

  • Hindari pemicu: Cara yang terbaik untuk mencegah reaksi alergi adalah dengan menghindari makanan atau substansi yang menyebabkan alergi.

  • Baca label makanan: Pastikan untuk selalu memeriksa label makanan untuk memastikan tidak mengandung protein yang menyebabkan alergi.

  • Konsultasi dengan ahli alergi: Ahli alergi akan melakukan tes untuk mengidentifikasi alergen secara spesifik dan memberikan saran tentang cara mengelola alergi.

  • Obat-obatan: Penggunaan obat anti alergi seperti antihistamin dapat membantu mengurangi gejala ringan. Dalam kasus reaksi parah, epinefrin (adrenalin) juga sering digunakan.

Jika kamu menduga memiliki alergi terhadap protein tertentu, sangat penting untuk mencari nasihat medis dan mungkin menjalani tes alergi untuk memastikan diagnosis dan mendapatkan penanganan yang tepat, ya!

Sumber gambar: Freepik