Sumber: freepik.com
Salah satu zat yang paling umum digunakan dalam menjaga kejernihan air kolam renang adalah kaporit atau klorin. Namun tidak semua orang ternyata kebal pada efek dari zat ini. Tidak sedikit orang yang mengalami alergi kaporit, dan artikel ini akan menjelaskannya lebih lanjut.
Alergi kaporit sendiri adalah istilah awam yang digunakan masyarakat untuk menyebut reaksi pada kulit setelah bersentuhan dengan klorin. Meski tidak selalu terjadi hanya karena berenang di tempat umum, namun hal ini paling sering muncul karena kegiatan tersebut.
Sumber: freepik.com
Secara sederhana, penyebab munculnya gejala alergi ini adalah kulit yang bersentuhan dengan klorin, baik di kolam renang, atau di tempat lain yang mungkin terdapat kandungan klorin. Sebenarnya kondisi ini masuk dalam jenis dermatitis kontak iritan.
Klorin yang menyentuh kulit kemudian mengikis minyak alami yang ada di kulit, atau yang disebut dengan sebum. Ketika sebum terus terkikis, kulit akan kehilangan lapisan pelindung yang dimilikinya, kemudian memicu iritasi kulit yang biasa dikenal dengan ruam klorin.
Ruam ini akan muncul saat seseorang berenang di dalam air yang mengandung kaporit, sehingga kulit terus menerus terpapar zat ini. Kamu juga bisa terkena ruam atau gejala alergi ini saat kadar kaporit di dalam air sangat tinggi atau pekat, sehingga proses pengikisan berlangsung lebih cepat.
Sumber: freepik.com
Selain ruam klorin, tanda yang paling sering muncul saat seseorang terkena alergi atau kondisi dermatitis ini antara lain adalah sebagai berikut.
Gatal-gatal yang terasa intens
Ruam kemerahan pada beberapa bagian tubuh
Peradangan
Pembengkakan di bagian tubuh
Luka melepuh seperti terkena benda panas
Kulit menjadi pecah-pecah
Rasa panas atau rasa terbakar pada permukaan kulit
Lesi kulit, yakni bagian kulit mengalami kerusakan, pertumbuhan jaringan tidak normal, atau tampak berbeda dari kulit sekitarnya
Muncul bercak atau kerak pada permukaan kulit
Efeknya cenderung ringan hingga maksimal sedang. Namun pada orang yang mengidap kondisi asma, maka rinitis kontak ini bisa berakibat lebih berat seperti penyempitan saluran napas, hidung berair, hidung gatal, batuk-batuk, bersin, hingga hidung tersumbat.
Tentu saja ketika gejala ini sudah sangat terasa dan memicu sensasi tidak nyaman, kamu sebaiknya segera membilas badan dan menyudahi aktivitas berenang yang dilakukan.
Sumber: freepik.com
Tidak jauh berbeda dengan cara mengatasi alergi pada umumnya, alergi kaporit juga dapat diobati dengan beberapa obat alergi yang umum ditemukan di berbagai apotek. Obat ini bisa digunakan sesuai petunjuk untuk meringankan gejala yang terlanjur muncul.
Beberapa obat yang paling sering digunakan antara lain adalah sebagai berikut.
Krim hidrokortison 1%, obat ini bisa membantu mengurangi gatal, bengkak yang muncul, dan warna kemerahan pada kulit yang terdampak. Oleskan secara tipis sebanyak 2 sampai 4 kali sehari.
Krim dengan kandungan antihistamin, dapat membantu mengurangi radang dan rasa gatal yang muncul. Krim ini juga bisa membantu menenangkan kulit yang mengalami iritasi.
Sabun mandi, pelembap, lotion dengan kandungan petroleum, emolien, atau zat pelembap lainnya.
Obat dengan kandungan cetirizine untuk membantu mengurangi gejala yang muncul dalam waktu yang relatif singkat.
Jika gejala yang muncul tidak kunjung reda setelah pertolongan pertama diberikan, maka jangan ragu membawa penderita ke dokter atau rumah sakit. Tanda paling mudah dikenali adalah ketika gejala alergi kaporit sudah muncul dalam bentuk sesak napas, lidah bengkak, hingga muntah.
Selalu membawa obat-obatan, seperti obat dengan kandungan cetirizine, sebenarnya bisa menjadi hal yang berguna untuk menghadapi kondisi seperti alergi kaporit ini. Kamu bisa menemukan obat jenis tersebut dengan mengklik tautan ini, dan langsung melakukan pemesanan tanpa harus menunggu lama. Semoga berguna, dan selalu jaga pola hidup sehat!