Golongan darah AB termasuk langka, karena di Indonesia sendiri dari total 274 juta penduduk, hanya ada sekitar 3 juta orang saja yang memiliki golongan darah AB. Selain langka, golongan darah ini juga bisa menjadi penerima darah universal. Itu artinya, pemilik golongan darah AB bisa menerima donor darah dari orang dengan golongan darah apa saja. Lantas, apakah seseorang bisa mengalami alergi golongan darah AB?
Sebetulnya, seseorang tidak bisa mengalami alergi terhadap golongan darah AB atau golongan darah lainnya dalam konteks alergi seperti yang biasa dikenal (misalnya alergi makanan, serbuk sari, atau bulu hewan). Hanya saja, ada situasi medis terkait golongan darah yang bisa menyebabkan reaksi imunologis. Cari tahu lebih banyak seputar alergi golongan darah AB melalui ulasan di bawah ini, yuk!
Golongan darah ditentukan oleh ada atau tidaknya antigen tertentu, yaitu zat yang bisa memicu respons imun jika ada zat asing bagi tubuh. Seseorang yang memiliki tipe darah AB karena memiliki antigen A dan B, tetapi tidak memiliki antibodi. Golongan darah AB ini bisa didapatkan karena diturunkan dari kedua orang tua, dengan kondisi golongan darah ayah dan ibu sama-sama A atau B, atau golongan darah ayah dan ibu sama-sama AB.
Seperti tipe darah lainnya, tipe darah AB juga bisa dibedakan melalui sistem rhesus, yaitu antigen lain yang mungkin terdapat pada sel darah merah. Jika ada, golongan darah disebut sebagai rhesus positif. Namun, jika tidak ada maka golongan darah disebut rhesus negatif. Penentuan golongan darah ini sangat penting, pada saat kamu ingin menjadi pendonor darah ataupun saat menerima darah dari orang lain.
Perlu dipahami bahwa tidak ada hubungan langsung antara golongan darah AB (atau golongan darah lainnya) dan alergi. Alergi bisa saja terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat yang umumnya tidak berbahaya, seperti debu, serbuk sari, makanan tertentu, atau obat-obatan. Reaksi ini disebabkan oleh mekanisme imunologis yang kompleks dan bukan oleh golongan darah AB ataupun golongan darah lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi alergi adalah sebagai berikut:
Genetika: Riwayat keluarga dengan alergi meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami alergi.
Faktor Lingkungan: Paparan terhadap alergen seperti debu, serbuk sari, bulu hewan, serta berbagai makanan tertentu.
Sistem Imun: Sistem imun yang sensitif atau hiperaktif dapat meningkatkan kemungkinan reaksi alergi.
Usia: Anak-anak lebih rentan terhadap alergi makanan, sementara alergi pernapasan lebih umum pada orang dewasa.
Meskipun golongan darah AB atau golongan darah lainnya tidak secara langsung memengaruhi alergi, namun ternyata ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa golongan darah dapat memiliki pengaruh terhadap risiko penyakit tertentu dan respons imun secara umum. Hanya saja, bukti ilmiah yang mengaitkan golongan darah dengan alergi masih terbatas dan tidak konklusif.
Berikut ini adalah situasi medis terkait golongan darah yang bisa menyebabkan reaksi imunologis:
Jika seseorang menerima transfusi darah dari golongan darah yang tidak kompatibel, maka sistem kekebalan tubuhnya dapat menyerang sel darah donor, sehingga akan menyebabkan reaksi transfusi yang serius. Penting untuk diketahui bahwa hal ini bukan alergi, tetapi hanya sebagai reaksi imunologis terhadap antigen pada sel darah merah yang asing bagi penerima.
Jika seorang wanita Rh-negatif hamil dengan janin Rh-positif, maka sistem kekebalan tubuhnya dapat memproduksi antibodi terhadap sel darah merah janin. Hal ini dapat menyebabkan kondisi yang disebut penyakit hemolitik pada bayi baru lahir. Ini juga bukan alergi, tetapi respons imun terhadap antigen darah.
Dalam beberapa kasus, seseorang juga bisa memiliki reaksi alergi terhadap protein dalam plasma donor, meskipun ini tidak terkait dengan golongan darah AB secara spesifik. Reaksi ini lebih terkait dengan komponen protein yang spesifik dalam plasma.
Dalam produk darah yang telah disimpan, reaksi alergi bisa saja terjadi terhadap antikoagulan atau pengawet yang digunakan, bukan terhadap sel darah itu sendiri.
Meskipun seseorang tidak bisa alergi terhadap golongan darah AB, namun ada berbagai kondisi medis dimana reaksi imunologis bisa terjadi karena inkompatibilitas golongan darah atau reaksi terhadap komponen darah lainnya. Penanganan kondisi-kondisi ini tentunya memerlukan perhatian medis yang khusus dan sering kali pencegahan melalui pemilihan darah donor yang tepat dan tindakan pencegahan lainnya.
Jika ada kekhawatiran tentang reaksi terhadap transfusi darah atau masalah kompatibilitas darah, sebaiknya kamu berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan informasi dan panduan yang lebih rinci. Tapi jika kamu mengalami gejala alergi ringan seperti gatal-gatal, ruam, atau lainnya, menggunakan obat alergi bisa jadi solusi yang tepat.
Sumber gambar: Freepik