Semir rambut atau pewarna rambut memang memiliki daya tarik yang kuat bagi banyak orang. Ada banyak alasan mengapa semir rambut ini begitu populer dan menarik. Semir rambut memungkinkan seseorang untuk mengubah penampilan mereka secara drastis. Mengubah warna rambut bisa memberikan tampilan baru dan segar, yang sering kali meningkatkan kepercayaan diri.
Selain itu, banyak orang mengikuti tren mode dan gaya rambut yang dipromosikan oleh selebriti atau influencer, dan semir rambut adalah cara yang mudah untuk mengikuti tren tersebut. Tapi sayangnya, semir rambut bisa memicu alergi pada beberapa orang. Alergi semir rambut biasanya disebabkan oleh reaksi tubuh terhadap bahan kimia tertentu yang terkandung di dalam produk pewarna rambut.
Alergi terhadap semir rambut adalah reaksi alergi yang dapat terjadi akibat kontak dengan bahan kimia tertentu dalam produk pewarna rambut. Alergi ini bisa bervariasi dari ringan hingga parah dan bisa menimbulkan berbagai macam gejala. Di bawah ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang alergi semir rambut, termasuk gejala, penyebab, dan cara menghadapinya. Simak, yuk!
Alergi semir rambut pada umumnya disebabkan oleh bahan kimia yang terkandung dalam produk pewarna rambut. Beberapa bahan yang paling umum menyebabkan alergi termasuk di antaranya:
Paraphenylenediamine (PPD): Bahan ini cukup sering digunakan dalam pewarna rambut permanen dan merupakan salah satu alergen paling umum.
Amonia: Ini digunakan untuk membuka kutikula rambut sehingga pewarna dapat menembus batang rambut.
Peroksida: Bahan ini digunakan sebagai agen pemutih dan untuk mengaktifkan pewarna.
Resorcinol: Bahan ini digunakan dalam beberapa pewarna rambut untuk meningkatkan warna.
Gejala alergi semir rambut bisa muncul segera setelah semir digunakan atau beberapa jam hingga beberapa hari kemudian. Gejala umum dari alergi ini meliputi:
Kulit kepala yang terasa gatal atau terbakar.
Tampak kemerahan atau ruam pada kulit kepala, leher, ataupun wajah.
Terjadi pembengkakan pada wajah dan kelopak mata.
Ada lepuhan atau vesikel pada kulit kepala.
Sulit bernapas atau sesak napas (ini adalah reaksi anafilaksis, meskipun cukup jarang terjadi).
Jika alergi semir rambut tidak segera diatasi, tentunya bisa mengakibatkan berbagai konsekuensi yang dapat beragam dari ketidaknyamanan ringan hingga kondisi kesehatan yang serius. Berikut ini adalah beberapa potensi dampak yang mungkin terjadi apabila alergi semir rambut tidak ditangani dengan baik:
Kulit di sekitar area yang terkena alergi semir rambut bisa menjadi sangat merah, gatal, dan meradang. Jika tidak segera ditangani, iritasi ini bisa berkembang menjadi dermatitis kontak, yang ditandai dengan ruam dan lepuhan.
Selain itu, pembengkakan di area yang terpapar pewarna rambut, seperti kulit kepala, leher, dan wajah juga dapat meningkat, sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman dan perubahan penampilan.
Garukan atau lecet pada kulit yang gatal akan menyebabkan infeksi bakteri sekunder. Tentunya, ini bisa memperparah kondisi dan membutuhkan pengobatan tambahan dengan antibiotik.
Meskipun cukup jarang, namun reaksi alergi yang parah dapat menyebabkan anafilaksis, yang merupakan kondisi darurat medis. Gejala anafilaksis ini meliputi kesulitan bernapas, pembengkakan tenggorokan, penurunan tekanan darah, dan pingsan. Anafilaksis memerlukan penanganan segera dengan epinefrin (adrenalin) serta perawatan medis darurat.
Paparan secara berulang terhadap alergen tanpa penanganan yang tepat dapat menyebabkan dermatitis kronis, yang merupakan peradangan kulit yang berlangsung lama. Tentunya, ini bisa memerlukan perawatan jangka panjang dan mengurangi kualitas hidup.
Paparan secara berulang terhadap bahan kimia yang memicu alergi juga bisa menyebabkan kulit menjadi semakin sensitif terhadap alergen, bahkan dalam jumlah yang lebih kecil. Kemudian, ini membuat sulit untuk menemukan produk perawatan rambut yang aman digunakan.
Supaya dapat terhindar dari alergi semir rambut yang parah, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, di antaranya adalah sebagai berikut:
Sebelum menggunakan semir rambut baru, kamu perlu melakukan uji tempel di area kecil kulit (biasanya di belakang telinga atau di dalam siku). Tunggu selama 24-48 jam untuk melihat apakah ada reaksi alergi.
Langkah berikutnya, kamu wajib membaca label produk untuk memastikan tidak mengandung bahan kimia yang diketahui menyebabkan alergi. Carilah semir rambut yang bebas PPD atau yang menggunakan bahan alami.
Coba pertimbangkan untuk menggunakan pewarna rambut alami seperti henna, yang cenderung menyebabkan lebih sedikit reaksi alergi.
Untuk menghindari kontaminasi silang, kamu bisa menggunakan sarung tangan saat mengaplikasikan semir rambut. Selain itu, sebaiknya hindari kontak langsung dengan kulit yang tidak perlu.
Lalu, bagaimana jika reaksi alergi semir rambut muncul? Tindakan apa yang harus dilakukan?
Jika kamu merasakan gejala alergi saat menggunakan semir rambut, segera bilas rambut dan kulit kepala dengan banyak air untuk menghilangkan produk.
Obat anti alergi seperti antihistamin dapat membantu mengurangi gejala ringan seperti gatal dan ruam. Selain itu, krim kortikosteroid juga dapat mengurangi peradangan dan iritasi kulit.
Jika kamu mengalami gejala yang parah, seperti pembengkakan wajah yang signifikan atau kesulitan bernapas, pastikan untuk segera cari bantuan medis. Kamu mungkin meme rlukan injeksi epinefrin (adrenalin) untuk mengatasi reaksi anafilaksis.
Alergi terhadap semir rambut tentunya bisa menjadi kondisi yang mengganggu, tetapi dengan langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat, kamu bisa mengelola reaksi alergi ini dengan efektif. Jika kamu memiliki riwayat alergi terhadap produk semir rambut atau bahan kimia tertentu, sangat penting untuk selalu berhati-hati dan mempertimbangkan alternatif yang lebih aman.
Sumber gambar: Freepik