Kenali Mitos Atau Fakta Jika Kekurangan Kalsium Menyebabkan Alergi

  Kamis, 22 Agustus 2024 | 00:32 WIB
   Team Prosix
kenali-mitos-atau-fakta-jika-kekurangan-kalsium-menyebabkan-alergi_7bt.jpg

Kalsium merupakan sebuah mineral yang biasanya kita hubungkan dengan tulang dan gigi yang kuat, dan memiliki banyak fungsi esensial dalam memelihara kesehatan. Namun, selama ini banyak mitos dan fakta seputar kalsium yang terkadang membingungkan di tengah masyarakat. Salah satunya adalah bahwa kekurangan kalsium dapat menyebabkan alergi. Benarkah hal tersebut?

Kalsium memang tidak hanya vital untuk kesehatan tulang, tetapi juga untuk fungsi otot, transmisi saraf, dan bahkan sekresi hormon. Bayangkan tubuh sebagai sebuah orkestra, dan di sini kalsium berfungsi sebagai konduktor yang mengkoordinasikan setiap instrumen agar bermain sesuai peranannya.

Secara sederhana, kekurangan kalsium terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup asupan kalsium yang dibutuhkan. Kondisi tersebut bisa disebabkan oleh asupan kalsium yang tidak mencukupi, penyerapan yang tidak efisien, atau pengeluaran kalsium yang berlebihan dari tubuh. Informasi selengkapnya bisa dibaca di bawah ini, ya!

Fakta Menarik Seputar Kalsium

  • Tubuh manusia mengandung sekitar 1-2 kilogram kalsium, dengan 99% terdapat di tulang dan gigi.

  • Kalsium berperan penting dalam kontraksi otot, transmisi saraf, dan pembekuan darah.

  • Kekurangan kalsium pada anak-anak dapat menyebabkan rakhitis, sedangkan pada orang dewasa dapat meningkatkan risiko osteoporosis dan kram otot.

  • Konsumsi kalsium yang cukup dapat membantu mencegah penyakit kronis seperti hipertensi dan kanker usus besar.

Tips untuk Meningkatkan Asupan Kalsium

Sumber: Freepik

Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan untuk meningkatkan asupan kalsium:

  • Konsumsi makanan kaya kalsium: Pastikan untuk memasukkan sumber kalsium yang beragam dalam menu harian kamu.

  • Vitamin D: Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium. Sinar matahari merupakan sumber alami vitamin D, namun kamu juga bisa mendapatkannya dari makanan tertentu seperti ikan berlemak dan kuning telur.

  • Olahraga teratur: Olahraga dengan beban seperti angkat beban atau berjalan kaki dapat membantu menjaga kepadatan tulang.

  • Suplemen Kalsium: Kamu dapat mencukupi kebutuhan kalsium kamu dengan mengonsumsi suplemen kalsium yang tepat dan aman dikonsumsi. Untuk menjawab kebutuhan kalsium harian, Cool-Vita hadir dengan kalsium kunyah yang rasanya sangat enak, pastinya terjamin kualitasnya dan sudah lulus uji BPOM dan bersertifikat halal.

Apakah Kekurangan Kalsium Menyebabkan Alergi?

Hingga saat ini, belum ada penelitian yang mengaitkan dengan kurangnya kadar kalsium dapat memicu kejadian alergi pada kulit. Kurangnya kalsium biasanya lebih berkaitan dengan pengeroposan tulang atau osteoporosis. Sementara suatu reaksi alergi bisa muncul dalam berbagai bentuk. Suatu kelainan yang sifatnya alergi tidak bisa disembuhkan. Alergi hanya bisa ditangani dengan menghindari bahan pemicu alerginya tersebut.

Cara Penanganan Jika Terkena Alergi

Sejauh ini memang tidak ada obat untuk menyembuhkan alergi. Cara terbaik untuk meminimalkan reaksi alergi adalah dengan mencegah pemicunya, entah itu makanan, hewan, debu, dan sebagainya.

Meski begitu, ada beberapa perawatan yang bisa dapat efektif mengurangi gejala reaksi alergi. Misalnya dekongestan untuk meredakan gejala pada hidung, sementara antihistamin dan semprotan steroid hidung juga dikatakan efektif untuk mengatasi alergi.

Selain itu, imunoterapi alergi juga dapat membantu. Perawatan ini melibatkan pemberian dosis yang meningkat secara bertahap dari zat, atau alergi, pemicu reaksi alergi. Peningkatan paparan alergen secara bertahap ini bisa membuat sistem kekebalan menjadi kurang sensitif terhadap zat tersebut, sehingga dapat mengurangi gejala alergi bila terpapar zat tersebut di masa depan.

Setelah membaca artikel di atas, pastinya sekarang kamu lebih tahu, ternyata hanyalah mitos jika dikatakan bahwa kekurangan kalsium dapat menyebabkan alergi.

Jangan segan untuk bertanya kepada dokter tentang penyakit yang kamu derita. Jangan melakukan diagnosis pribadi, namun tetap waspada untuk memiliki penanganan pertama jika kamu memang telah terindikasi alergi.