Apakah kamu pernah mengalami gejala alergi setelah kontak langsung dengan air laut? Kira-kira, apa penyebab alergi air laut dan bagaimana cara yang tepat untuk mengatasinya? Pastikan kamu simak ulasan di bawah ini sampai akhir!
Alergi terhadap air laut sebenarnya sangat jarang terjadi, dan gejala yang muncul setelah kontak langsung dengan air laut mungkin lebih disebabkan oleh faktor lainnya seperti organisme laut, zat kimia, atau kotoran di dalam air laut.
Alergi terhadap air laut atau gejala yang muncul setelah berkontak dengan air laut umumnya memang tidak disebabkan oleh air laut itu sendiri. Gejala yang muncul bisa saja disebabkan oleh faktor lain, seperti zat kimia, organisme laut, atau kotoran yang terdapat di dalam air laut.
Beberapa kemungkinan penyebab reaksi kulit atau gejala alergi setelah kontak dengan air laut di antaranya adalah sebagai berikut:
Organisme Laut: Beberapa organisme laut seperti ubur-ubur, anemon laut, atau bulu babi laut, bisa menyebabkan iritasi atau reaksi alergi pada kulit.
Zat Kimia: Kandungan zat-zat kimia dalam air laut, seperti garam atau mineral tertentu, bisa menyebabkan iritasi pada kulit, terutama jika seseorang memiliki kulit sensitif.
Kontaminasi Air: Kotoran, bakteri, atau zat-zat lain yang terdapat di dalam air laut dapat menyebabkan reaksi kulit pada beberapa individu.
Reaksi Fototoksik: Paparan kulit terhadap sinar matahari saat basah juga dapat meningkatkan risiko reaksi fototoksik, terutama jika seseorang menggunakan produk perawatan kulit yang bersifat fotosensitif.
Gejala alergi atau reaksi kulit yang mungkin muncul setelah kontak dengan air laut adalah sebagai berikut:
Ruam kulit
Kemerahan atau peradangan
Gatal-gatal
Pembengkakan atau bengkak
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa alergi terhadap air laut sebenarnya jarang terjadi. Meskipun demikian, jika seseorang mengalami reaksi kulit yang tidak menyenangkan setelah bersentuhan dengan air laut, maka berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi gejalanya:
Bilas Kulit dengan Air Bersih: Setelah berkontak dengan air laut, segera bilas kulit dengan air bersih untuk menghilangkan potensi zat iritan, seperti garam atau kotoran laut.
Gunakan Sabun Ringan: Mandi dengan menggunakan sabun ringan yang cocok untuk kulit sensitif dapat membantu membersihkan kulit tanpa menyebabkan iritasi tambahan.
Hindari Paparan Sinar Matahari Berlebih: Jika reaksi kulit disertai dengan reaksi fototoksik (iritasi akibat paparan sinar matahari), maka sebaiknya hindari paparan sinar matahari berlebihan. Jangan lupa gunakan tabir surya dengan SPF tinggi ketika berada di bawah sinar matahari.
Gunakan Pelembap: Aplikasikan pelembap ringan untuk menjaga kelembapan kulit, dan pilih pelembap yang bebas dari bahan-bahan yang dapat menyebabkan iritasi.
Kompres Dingin: Kompres dingin dengan menggunakan kain bersih yang dibasahi dengan air dingin juga dapat membantu meredakan kemerahan dan peradangan pada kulit.
Antihistamin Oral: Jika gejala termasuk gatal-gatal atau kemerahan yang parah, maka penggunaan antihistamin oral dapat membantu meredakan reaksi alergi.
Dan selalu ingat bahwa langkah-langkah di atas bersifat umum dan bisa saja bervariasi tergantung pada penyebab pasti dan karakteristik reaksi kulit seseorang. Jika ada ketidaknyamanan atau gejala yang tidak jelas, segera periksakan diri ke dokter. Atau jika gejala tidak membaik dan berlanjut, jangan ragu untuk segera konsultasikan dengan dokter atau ahli kulit. Dokter dapat membantu mengidentifikasi apa penyebab gejala dan memberikan saran pengobatan yang lebih spesifik.
Sumber gambar: Freepik