Flu dan alergi memang memiliki beberapa gejala yang sama, tetapi keduanya merupakan penyakit yang berbeda. Pilek karena flu disebabkan oleh virus, sedangkan alergi disebabkan oleh respons sistem imun tubuh terhadap alergen, seperti serbuk sari, debu, atau makanan tertentu.
Jika kerap mengalami pilek yang muncul tiba-tiba dan terjadi pada waktu yang sama setiap tahun, kemungkinan kamu mengalami reaksi alergi musiman.
Sumber: Freepik
Pilek karena alergi, biasanya tidak disertai demam. Kondisi demam menandakan kamu pilek karena flu. Normalnya, flu dapat memicu peradangan di tubuh yang bisa menjadi penyebab demam. Kondisi ini biasanya berlangsung selama 3-4 hari yang disertai gejala lainnya, seperti sakit kepala, kelelahan, dan nyeri.
Penderita pilek karena alergi biasanya merasakan gatal pada hidung, tenggorokan, dan mata. Berbeda dengan pilek karena flu, kondisi ini biasanya tidak menimbulkan gatal pada mata.
Seseorang yang mengalami pilek karena alergi umumnya lebih sering mengalami bersin dibandingkan pilek karena flu, terutama jika terus menerus terpapar oleh zat alergen. Beberapa pemicu bersin karena alergi yang bisa kamu hindari atau kurangi paparannya, seperti:
serbuk sari,
bulu binatang,
jamur,
tungau debu, dan
serangga, seperti kecoa.
Batuk karena alergi biasanya diiringi dengan gejala alergi lainnya, seperti bersin, hidung tersumbat, serta gatal pada kulit, mata, dan hidung.
Hidung tersumbat juga merupakan salah satu gejala pilek yang kerap dialami ketika flu dan alergi. Jika disebabkan oleh flu, kondisi ini biasanya bisa terjadi sebentar, alias beberapa hari saja. Namun, hidung tersumbat yang terjadi karena alergi bisa terjadi dalam waktu yang lama dan terkadang membuat kamu susah bernapas.
Sumber: Freepik
Meskipun memiliki gejala yang sama, kedua kondisi ini membutuhkan pengobatan yang berbeda.
Pilek yang disebabkan oleh virus membutuhkan obat flu yang bertujuan mengatasi infeksi. Sementara itu, pilek yang disebabkan oleh alergi membutuhkan obat seperti antihistamin atau nasal spray steroid. kamu juga perlu menghindari paparan alergen.
Berikut ini penjelasan secara lebih lengkap mengenai perawatan medis dan rumahan untuk pilek alergi.
Antihistamin merupakan obat yang digunakan untuk mengurangi gejala alergi. Obat ini bekerja dengan menghambat histamin, yakni zat kimia yang dilepaskan oleh sistem imun tubuh ketika terpapar alergen.
Beberapa jenis obat antihistamin yang mungkin diresepkan dokter untuk mengurangi gejala alergi adalah diphenhydramine, dexchlorpheniramine, promethazine, atau cyproheptadine.
Semprotan steroid hidung atau nasal spray steroid merupakan jenis obat lainnya yang dapat digunakan untuk mengurangi gejala alergi. Semprotan hidung steroid ini dapat membantu mengurangi pembengkakan pada rongga hidung dan meredakan gejala bersin, pilek, serta hidung tersumbat.
Dekongestan merupakan obat pilek yang dapat digunakan untuk mengatasi hidung tersumbat karena flu, sinusitis, ataupun alergi. Obat ini bekerja dengan mengurangi pembengkakan pada pembuluh darah di hidung dan melegakan pernapasan.
Salah satu cara efektif untuk mengatasi gejala alergi adalah dengan menghindari paparan alergen. Jika memiliki alergi debu, pastikan untuk rutin membersihkan barang-barang di rumah agar bebas dari debu. Jangan lupa untuk rutin mencuci seprai, sarung bantal, dan tirai agar terbebas dari tungau.
Pilek yang disebabkan oleh alergi biasanya berlangsung beberapa minggu, lebih lama dibandingkan gejala pilek karena flu biasa.
Bila mengkhawatirkan suatu gejala, cobalah konsultasikan dengan dokter guna memahami apa yang terjadi pada tubuh kamu.
Pilek yang disebabkan oleh alergi umumnya dapat sembuh dengan menjauhi zat pemicu (alergen) atau dengan obat alergi. Namun, jika gejala tidak kunjung sembuh dan bertambah parah, sebaiknya segera konsultasikan kondisi kamu kepada dokter.