Meskipun rokok menjadi sebuah gaya hidup bagi sebagian orang. Faktanya merokok banyak memiliki efek samping yang merugikan kesehatan. Tidak hanya bagi pelakunya saja, tetapi juga bagi perokok pasif yang berada di sekitarnya. Salah satu dampak buruk yang bisa ditimbulkan dari konsumsi tembakau adalah munculnya alergi asap rokok baik bagi pelaku maupun orang-orang di sekitarnya.
Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, ratusan diantaranya bersifat racun. Para ahli percaya bahwa gejala-gejala seperti alergi yang dialami orang-orang sebagai respons terhadap asap rokok sebenarnya adalah reaksi terhadap bahan-bahan beracun yang membentuk produk tembakau.
Bahan kimia yang mengiritasi dalam rokok dan asap rokok menyebabkan gejala yang mirip dengan rinitis alergi seperti batuk, hidung tersumbat, mengi, dan sakit kepala. Orang dengan rhinitis alergi sering kali mengalami gejala alergi yang semakin parah ketika mereka bersentuhan dengan asap tembakau.
Pasien rhinitis alergi tampaknya lebih sensitif terhadap bahan kimia yang terdapat dalam rokok dan asap tembakau. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh asap yang mengiritasi saluran hidung dan menipiskan lapisan lendir di hidung. Jika kamu menderita alergi terhadap alergen umum seperti serbuk sari, bulu hewan peliharaan, tungau debu, dan jamur, lapisan lendir yang rusak memungkinkan alergen tersebut masuk ke dalam tubuh kamu dengan lebih bebas.
Merokok atau perokok pasif juga dapat memicu serangan asma pada penderita asma. Untuk Menghindari hal tersebut, penderita asma sebaiknya menghindari asap rokok sebisa mungkin.
Menyentuh produk tembakau terkadang dapat menyebabkan dermatitis kontak, yaitu reaksi alergi yang menyebabkan kulit menjadi merah dan iritasi. Orang yang bekerja dengan produk tembakau setiap hari sering kali mengalami ruam kulit jenis ini.
Sumber: Freepik
Alergi terhadap produk tembakau dapat ditangani dengan cara yang sama seperti penanganan alergi lainnya, dengan pengobatan dan penghindaran. Obat yang dijual bebas untuk alergi tembakau yaitu obat antihistamin (loratadin, cetirizin, ataupun klorfeniramin maleat), pelega hidung tersumbat (pseudoefedrin), atau yang lain bisa digunakan sebagai pertolongan awal jika terjadi reaksi alergi yang sangat mengganggu akibat paparan asap rokok.
Meskipun demikian, menghindari paparan produk tembakau lebih baik daripada obat apa pun. Berikut ini beberapa kiat untuk meminimalkan paparan terhadap produk tembakau yang dapat menyebabkan reaksi alergi:
Berhenti merokok.
Jika memungkinkan, hindari area yang memungkinkan terpapar asap rokok.
Kenakan masker bedah jika kamu tidak dapat menghindari paparan asap rokok.
Mintalah perokok untuk mencuci tangan dan membersihkan mulut setelah merokok.
Berolahragalah, yang dapat memotivasi untuk berhenti merokok dalam jangka pendek dan dapat membantu menghindari kekambuhan.
Tingkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh dengan diet seimbang dan tidur yang cukup.
Selalu ingat bahwa menangani alergi dengan benar perlu melibatkan kombinasi penghindaran alergen, penggunaan obat yang tepat, serta konsultasi rutin dengan profesional kesehatan. Pastikan untuk selalu menggunakan obat sesuai dengan petunjuk dokter atau instruksi pada label untuk efektivitas dan keamanan maksimal.
Selain itu, pastikan tidak melebihi dosis yang dianjurkan saat minum obat alergi karena ini dapat menyebabkan efek samping yang serius. Kemudian, perhatikan apakah gejala membaik atau memburuk setelah penggunaan obat. Jangan ragu untuk segera melapor kepada dokter jika ada efek samping atau jika gejala tidak terkendali.