Mendapatkan Diagnosis Alergi Makanan, Hadapi dengan Cara Ini!

  Rabu, 14 Agustus 2024 | 11:25 WIB
   TEAM PROSIX
mendapatkan-diagnosis-alergi-makanan-hadapi-dengan-cara-ini_ArL.jpg

Mendapatkan diagnosis alergi makanan, bagaimana cara menyiasatinya? Diagnosis alergi makanan tentunya melibatkan beberapa langkah untuk memastikan bahwa gejala yang dialami disebabkan oleh alergi makanan dan bukan kondisi lain.

Ada tahapan umum yang biasanya dilakukan untuk mendiagnosis alergi makanan, mulai dari riwayat medis dan pemeriksaan fisik, buku harian makanan dan gejala, tes alergi, dan lain sebagainya.

Untuk mengetahui lebih banyak seputar diagnosis alergi makanan dan bagaimana cara mengatasi alergi makanan, pastikan kamu baca ulasan di bawah ini sampai akhir!

Tahapan Umum untuk Mendiagnosis Alergi Makanan

diagnosis alergi makanan

Berikut ini adalah beberapa tahapan umum yang biasanya dilakukan untuk mendiagnosis alergi makanan pada seseorang:

1. Riwayat Medis dan Pemeriksaan Fisik

Untuk riwayat medis, dokter akan menanyakan tentang gejala, kapan dan bagaimana gejala tersebut muncul, serta makanan yang mungkin terkait dengan gejala tersebut. Riwayat keluarga mengenai alergi juga sangat penting untuk diketahui. Kemudian untuk pemeriksaan fisik bisa dilakukan untuk mencari tanda-tanda alergi atau kondisi lain yang mungkin menyebabkannya.

2. Buku Harian Makanan dan Gejala

Kamu mungkin juga akan diminta untuk mencatat semua makanan yang dikonsumsi dan gejala yang muncul setelah makan. Catatan ini tentunya bisa membantu mengidentifikasi pola dan kemungkinan makanan pemicu.

3. Tes Alergi

Tes Kulit (Skin Prick Test) akan dilakukan, di mana dalam tes ini sejumlah kecil ekstrak alergen makanan diletakkan pada kulit yang kemudian ditusuk dengan jarum kecil. Jika ada reaksi (kemerahan atau pembengkakan), maka ini dapat menunjukkan alergi. Sedangkan Tes Darah (IgE Specific) akan mengukur tingkat antibodi imunoglobulin E (IgE) spesifik terhadap makanan tertentu dalam darah. Tingkat IgE yang tinggi tentunya dapat menunjukkan alergi terhadap makanan tersebut.

4. Diet Eliminasi

Selanjutnya, kamu juga akan diminta untuk menghindari makanan yang dicurigai sebagai pemicu alergi selama beberapa minggu. Setelah itu, makanan tersebut secara bertahap diperkenalkan kembali satu per satu sambil memantau gejala, dan ini akan membantu mengidentifikasi makanan yang menyebabkan reaksi.

5. Tes Tantangan Makanan

Tes ini akan dilakukan di bawah pengawasan medis ketat, di mana kamu akan mengonsumsi makanan yang dicurigai sebagai pemicu alergi dalam jumlah yang meningkat secara bertahap untuk melihat apakah ada reaksi. Tes ini dianggap sebagai standar emas untuk diagnosis alergi makanan, namun hanya dilakukan jika risiko anafilaksis rendah.

6. Pemeriksaan Tambahan

Dalam beberapa kasus, pemeriksaan tambahan seperti endoskopi atau biopsi mungkin juga diperlukan untuk menyingkirkan kondisi lain seperti penyakit celiac atau intoleransi makanan.

Cara Tepat Pengelolaan Alergi Makanan

diagnosis alergi makanan

Setelah diagnosis alergi makanan, tentunya dokter akan memberikan panduan tentang cara mengelola alergi makanan, termasuk di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah pelajari tentang alergi makanan yang kamu alami, termasuk jenis makanan yang menyebabkan reaksi alergi, gejala yang mungkin muncul, dan bagaimana cara mencegah serta mengatasi reaksi tersebut.

  2. Setelah itu, kamu wajib menghindari makanan pemicu alergi. Buatlah rencana makanan yang mencakup makanan yang aman dan seimbang secara nutrisi.

  3. Pastikan untuk selalu membaca label makanan dengan cermat. Alergen umumnya akan tercantum dalam daftar bahan atau sebagai peringatan terpisah.

  4. Siapkan makanan dengan aman untuk menghindari kontaminasi silang. Pastikan makanan yang kamu konsumsi tidak terkontaminasi dengan alergen selama penyimpanan, persiapan, atau penyajian.

  5. Carilah pengganti makanan yang aman untuk alergimu. Misalnya, jika kamu alergi terhadap susu sapi, maka kamu bisa menggunakan susu nabati seperti susu almond atau susu kedelai.

  6. Gunakan obat-obatan anti alergi seperti antihistamin atau epinefrin untuk mengatasi reaksi alergi jika terjadi.

  7. Jangan lupa beritahu teman, keluarga, dan rekan kerja tentang alergi makanan yang kamu alami dan cara membantu jika terjadi reaksi alergi.

  8. Pastikan kamu dan orang-orang terdekat tahu bagaimana cara menggunakan epinefrin auto-injector dengan benar.

  9. Saat makan di restoran, kamu juga perlu menginformasikan staf tentang alergimu dan tanyakan tentang bahan dan metode persiapan makanan.

  10. Pahami tanda-tanda reaksi anafilaksis dan segera cari bantuan medis apabila gejala muncul.

Menghadapi diagnosis alergi makanan memang bisa menjadi tantangan, tetapi dengan langkah-langkah yang tepat, dijamin kamu bisa mengelola kondisi ini dengan baik. Jangan lupa untuk melakukan monitoring dan follow-up. Lakukan kunjungan rutin ke dokter atau ahli alergi untuk memantau kondisimu dan mendapatkan pembaruan pengelolaan alergi. Lalu, simpan catatan tentang setiap reaksi alergi yang kamu alami, termasuk makanan yang dikonsumsi dan gejala yang muncul, untuk membantu dokter dalam penanganan yang lebih baik.

Saat mendapatkan diagnosis makanan, tetaplah berpikiran positif dan fokus pada cara-cara untuk hidup dengan alergi makanan tanpa merasa terbatas. Tak perlu khawatir berlebihan, karena kamu tetap bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa dengan perencanaan yang baik untuk menghindari alergen.

Sumber gambar: Freepik