Dermatitis atopik merupakan suatu kondisi kulit kronis yang umumnya ditandai dengan kulit kering, gatal, merah, bersisik, dan terkadang terjadi peradangan. Kondisi ini sering kali mempengaruhi orang-orang yang memiliki riwayat alergi atau kondisi atopik, yang mencakup asma, rinitis alergi, ataupun riwayat alergi keluarga.
Seseorang dengan dermatitis atopik cenderung memiliki kulit yang kering dan rentan terhadap kekeringan. Kulit juga sering terasa kering dan kasar, terutama di area yang terkena. Kemudian, salah satu gejala utama dermatitis atopik adalah ruam kulit merah dan gatal yang parah. Gatal bisa menjadi sangat mengganggu bahkan hingga memengaruhi kualitas hidup sehari-hari.
Selain itu, kulit yang terkena dermatitis atopik juga bisa mengalami lesi, bersisik, lecet, atau bahkan retak-retak di beberapa bagian tubuh. Kadang-kadang, kulit yang terkena dermatitis atopik juga bisa menjadi meradang, terutama jika gatal dan teriritasi secara berlebihan. Pada beberapa kasus, kulit yang terkena dermatitis atopik bisa mengalami perubahan warna, menjadi lebih gelap atau lebih terang dari kulit sehat. Kemudian pada kondisi yang parah, kulit yang teriritasi dan terluka akibat penggarukan berlebihan dapat menjadi rentan terhadap infeksi bakteri atau jamur.
Dermatitis atopik biasanya memiliki siklus fluktuasi, dengan periode eksaserbasi (membaiknya gejala) dan juga remisi (mereda). Faktor lingkungan, genetik, kelembaban udara, alergen, stres, dan faktor-faktor lainnya dapat mempengaruhi keparahan dan frekuensi serangan dermatitis atopik.
Lantas, bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi dermatitis atopik?
Mengatasi dermatitis atopik perlu melibatkan serangkaian langkah perawatan yang terdiri dari perawatan kulit yang baik, menghindari pemicu yang memperburuk kondisi, dan penggunaan obat-obatan untuk mengontrol gejala. Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengatasi dermatitis atopik:
Seseorang dengan dermatitis atopik perlu mandi dengan air hangat, bukan air panas, dan hindari mandi yang terlalu lama. Lalu, menggunakan sabun lembut dan bebas pewangi saat mandi. Selain itu juga perlu menggunakan pelembab yang cocok untuk kulit sensitif secara teratur, terutama setelah mandi, untuk menjaga kelembaban kulit. Kemudian, pilih pakaian yang terbuat dari bahan alami, seperti katun atau linen, yang tidak menyebabkan iritasi pada kulit.
Sebisa mungkin, identifikasi faktor pemicu yang memperburuk dermatitis atopik, seperti alergen, iritan, atau cuaca dingin dan kering. Lalu, hindari pakaian yang terlalu ketat atau kasar, serta bahan kimia yang dapat mengiritasi kulit. Selain itu, batasi paparan terhadap debu, tungau debu, bulu hewan, dan serbuk sari.
Gunakan krim atau salep kortikosteroid topikal yang diresepkan oleh dokter untuk mengurangi peradangan dan juga gatal-gatal. Terapkan krim atau salep antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk meredakan peradangan kulit. Lalu, gunakan krim atau salep calcineurin inhibitor, seperti tacrolimus atau pimecrolimus sebagai alternatif untuk mengontrol dermatitis atopik pada area sensitif.
Konsumsi antihistamin oral, seperti Cetirizine atau Loratadine juga bisa dilakukan untuk mengurangi rasa gatal dan membantu tidur lebih nyenyak, terutama jika gatal terjadi di malam hari.
Terapi cahaya ultraviolet (UV) juga bisa membantu mengurangi peradangan pada kulit yang terkena dermatitis atopik. Tapi perlu dipahami bahwa ini biasanya dilakukan di bawah pengawasan dokter.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan meresepkan obat oral, seperti kortikosteroid oral atau siklosporin, untuk mengontrol dermatitis atopik yang parah. Sementara itu, terapi imunomodulator seperti dupilumab, biasanya akan diresepkan untuk mengurangi gejala dermatitis atopik pada orang dewasa yang tidak merespons terhadap pengobatan konvensional.
Pantau perubahan pada kulit dan gejala-gejala yang mungkin terjadi, serta konsultasikan dengan dokter secara teratur untuk mengevaluasi efektivitas perawatan dan menyesuaikan rencana pengobatan jika diperlukan.
Sangat penting untuk diingat bahwa pengobatan dermatitis atopik bisa bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan respons setiap orang terhadap pengobatan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kulit untuk evaluasi dan rekomendasi perawatan dan pengobatan yang sesuai dengan kondisimu.
Sumber gambar: Freepik