Kebanyakan orang dapat mengkonsumsi keju tanpa mengalami masalah-masalah kesehatan. Keju sendiri merupakan sumber yang baik dari protein, kalsium, dan berbagai vitamin dan mineral. Tapi ternyata, terlalu sering mengonsumsi keju atau produk susu lainnya pada beberapa orang bisa meningkatkan risiko perkembangan alergi, lho.
Keju bisa menyebabkan alergi pada beberapa orang karena keju mengandung protein susu, seperti kasein dan whey, yang dapat memicu reaksi alergi pada orang-orang yang rentan. Alergi terhadap susu atau produk susu ini bisa menyebabkan gejala seperti ruam kulit, gatal-gatal, pembengkakan, atau bahkan masalah pernapasan pada kasus yang lebih parah.
Jika kamu merasa memiliki gejala alergi setelah mengkonsumsi keju atau produk susu lainnya, sangat penting untuk mengetahui bagaimana cara tepat untuk mengatasinya.
Perlu diketahui bahwa konsumsi keju yang berlebihan ternyata bisa berpotensi berbahaya bagi kesehatan karena beberapa alasan:
Tinggi Lemak Jenuh: Kebanyakan keju punya kandungan lemak jenuh yang tinggi. Konsumsi berlebihan lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah, di mana hal ini bisa berisiko meningkatkan penyakit jantung dan stroke.
Tinggi Kalori: Keju merupakan jenis makanan padat energi yang tinggi kalori. Konsumsi terlalu banyak keju dapat menyebabkan kelebihan kalori dan berkontribusi pada penambahan berat badan yang tidak sehat.
Kandungan Garam: Keju seringkali mengandung kadar garam yang tinggi. Asupan garam yang berlebihan tentunya bisa meningkatkan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular.
Masalah Pencernaan: Bagi orang-orang yang memiliki intoleransi laktosa, konsumsi keju dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti kembung, diare, dan kram perut.
Alergi: Meskipun jarang, tapi beberapa orang mungkin memiliki alergi terhadap protein susu yang terdapat dalam keju, yang dapat menyebabkan reaksi alergi seperti gatal-gatal, ruam, atau bahkan anafilaksis pada kasus yang parah.
Ketidakseimbangan Nutrisi: Konsumsi terlalu banyak keju akan mengurangi variasi dalam diet, sehingga bisa menyebabkan kekurangan nutrisi penting yang diperlukan dari sumber makanan lainnya.
Untuk menjaga kesehatan, sebaiknya konsumsi keju dalam jumlah yang moderat dan sebagai bagian dari diet seimbang yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, serta sumber protein lain yang sehat.
Alergi keju merupakan bentuk alergi makanan yang disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein dalam susu (seperti kasein dan whey) yang terkandung di dalam keju. Gejala alergi keju ini bisa bervariasi dari ringan hingga parah dan dapat muncul segera setelah mengonsumsi keju atau beberapa jam kemudian. Berikut adalah beberapa ciri-ciri alergi keju yang penting untuk diperhatikan:
Gejala Kulit: Gatal-gatal atau ruam (urtikaria), pembengkakan pada bibir, lidah, atau wajah, eksim atau dermatitis.
Gejala Pencernaan: Mual atau muntah, sakit perut atau kram, diare.
Gejala Pernapasan: Hidung tersumbat atau berair, bersin-bersin, sesak napas atau mengi (asma), pembengkakan pada tenggorokan atau saluran pernapasan, yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas (anafilaksis, dalam kasus yang parah).
Gejala Lain: Mata merah atau gatal, pusing atau pingsan (pada kasus anafilaksis yang parah).
Jika mengalami gejala-gejala alergi di atas, langkah apa yang sebaiknya dilakukan supaya alergi keju tidak semakin buruk?
Cara tepat untuk mengatasi alergi keju adalah sebagai berikut:
Jika kamu memiliki alergi keju, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghindari semua jenis keju dan produk susu yang mengandung kasein atau whey. Pastikan untuk selalu membaca label makanan dengan hati-hati untuk memastikan tidak ada bahan yang berasal dari susu.
Pilihlah alternatif keju yang terbuat dari bahan non-susu seperti keju almond, keju kacang mete, atau keju berbasis kedelai.
Obat anti alergi seperti antihistamin dapat membantu meredakan gejala ringan hingga sedang. Tapi jika kamu memiliki risiko anafilaksis, selalu bawa epinephrine auto-injector (EpiPen) dan pastikan kamu mengetahui cara menggunakannya.
Jika kamu mencurigai memiliki alergi keju, konsultasikan dengan dokter atau ahli alergi untuk diagnosis yang tepat. Tes alergi, seperti tes kulit atau tes darah juga bisa dilakukan, karena ini dapat membantu mengkonfirmasi alergimu.
Buatlah rencana tindakan alergi yang mencakup langkah-langkah yang harus diambil jika terjadi reaksi alergi. Jangan lupa informasikan kepada keluarga, teman, dan rekan kerja tentang alergi yang kamu alami dan bagaimana cara membantu dalam keadaan darurat.
Edukasi diri sendiri dan orang-orang di sekitarmu tentang alergi makanan dan pentingnya menghindari alergen. Selain itu, kamu juga bisa bergabung dengan komunitas atau kelompok pendukung untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan.
Ingat, mengelola alergi keju membutuhkan perhatian dan pengetahuan yang baik. Tetapi dengan langkah-langkah yang tepat, maka kamu dapat tetap sehat dan menghindari reaksi alergi.
Sumber gambar: Freepik