Alergi Deodorant Bisa Terjadi, Ini Penyebab & Cara Mengatasi

  Senin, 17 Juni 2024 | 03:18 WIB
   Team Prosix
alergi-deodorant-bisa-terjadi-ini-penyebab-cara-mengatasi_USn.jpg

Deodorant adalah penyelamat bagi orang yang memiliki keringat berlebih dan cenderung bau badan. Sebagai pewangi badan dan anti bau, deodorant tentu akan membuat seseorang tampil semakin percaya diri. Oleh karena itu, deodorant sering kali dipakai setiap hari. Namun, sebagian orang bisa mengalami alergi deodorant, seperti ketiak terasa gatal maupun keluar bintik-bintik merah.

Yuk simak bersama berbagai hal tentang alergi deodorant mencakup penyebab, gejala, dampak, dan cara mengatasinya. 

Apa Penyebab Alergi Deodorant Bisa Terjadi?

Reaksi alergi akibat penggunaan deodorant terjadi di kulit ketiak sangat tipis dengan tingkat sensitivitas lebih tinggi dibanding area kulit lainnya. Pemicu alergi atau alergen dalam produk deodorant terletak pada kandungan di dalamnya yang memicu alergi, antara lain:

  1. Pengawet tertentu di dalam deodorant seperti formaldehida atau pengawet pelepas formaldehida, yang menjadi bahan iritan untuk kulit.

  2. Pewangi baik itu alami atau sintetis, dan minyak esensial dalam beberapa kasus dapat memicu alergi. Beberapa orang bisa mengalami reaksi terhadap aroma tertentu, misalnya alergi terhadap lavender. Untuk pewangi, mungkin penyebab reaksi alergi bukan molekul wewangian itu sendiri, namun bahan yang digunakan sebagai penyegar. 

Gejala Terkena Alergi Akibat Pemakaian Deodorant

Gejala yang paling umum saat seseorang mengalami alergi pemakaian deodorant adalah timbulnya ruam kemerahan, iritasi, dan kulit bersisik di area ketiak. Penderita alergi deodorant mungkin juga mengalami rasa terbakar dan gatal di area ketiak. Dalam kasus alergi yang sangat parah, reaksi alergi yang dialami juga meliputi benjolan merah, dan/atau lecet. Gejala-gejala ini dapat terjadi secara tiba-tiba, pada pemakaian pertama, atau bahkan setelah penggunaan berbulan-bulan. 

Apa Bedanya Alergi Deodorant dan Intoleransi Deodorant?

Alergi deodorant adalah reaksi terhadap bahan-bahan seperti wewangian dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan pewangi, seperti essential oil atau synthetic alternatives. Sedangkan intoleransi deodorant merupakan iritasi yang biasanya disebabkan oleh bahan-bahan berbahaya seperti alkohol. 

Baik deodorant maupun antiperspiran mungkin sama mengandung bahan-bahan tersebut, sehingga keduanya berpotensi memicu alergi atau intoleransi deodorant. 

Cara Efektif Mengatasi Alergi Deodorant

Sebenarnya bagi orang yang memiliki alergi deodorant tidak harus berhenti menggunakan deodorant untuk mencegah bau badan. Penggunaan deodorant tidak harus berhenti sepenuhnya. Biasanya bagi pemilik kulit sensitif, reaksi alergi dipicu bukan karena produk deodorantnya, namun beberapa bahan aktif yang terkandung di dalamnya.

Ruam yang terjadi di ketiak akibat deodorant yang mengiritasi umumnya bisa diobati sendiri dan cenderung tidak membahayakan. Kondisi ruam karena reaksi alergi atau iritasi pemakaian deodorant berlangsung sekitar dua minggu untuk penyembuhannya.

Berikut ini adalah beberapa langkah cara mengatasi alergi deodorant yang bisa kamu lakukan agar reaksinya tidak parah:

  • Cari tahu dahulu bahan atau formula apa yang memicu alergi, lalu cari produk deodorant lain yang tidak mengandung bahan pemicu alergi tersebut.

  • Jangan gunakan lagi deodorant yang menggunakan bahan kimia iritatif. Beralih ke deodorant yang terbuat dari bahan lembut non iritatif serta tidak membuat alergi.

  • Aplikasikan krim atau gel penenang untuk meredakan ruam atau peradangan yang terjadi maupun untuk menghidrasi area yang teriritasi. Treatment ini memerlukan waktu untuk memulihkan kulit. Contoh bahan penenang seperti colloidal oatmeal, lidah buaya, hypoallergenic cream, dan kompres dingin.

  • Saat kulit ketiak teriritasi, kamu juga harus berhenti mencukur bulu ketiak dan mulai gunakan pakaian yang longgar untuk mencegah iritasi lebih lanjut.

 

Jika kamu mengalami reaksi alergi saat menggunakan produk deodorant atau antiperspirant, stop penggunaannya saat itu juga. Apabila gejala masih berlanjut, konsultasikan dengan ahli dermatologis atau bisa minum obat untuk meredakan reaksi alergi.