Alergi Plester Operasi : Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

  Selasa, 20 Agustus 2024 | 00:23 WIB
   Team Prosix
alergi-plester-operasi-gejala-penyebab-dan-cara-mengatasinya_7gU.jpg

Alergi plester operasi atau alergi perekat adalah salah satu bentuk dermatitis kontak di mana seseorang mengalami reaksi alergi terhadap lem topikal yang digunakan dalam produk seperti perban berperekat operasi, kuku palsu, patch transdermal, dan pengukur glukosa yang digunakan terus menerus.

Menghilangkan alergi plester operasi atau alergi perekat biasanya dengan mengatasi reaksinya, meskipun penyembuhan mungkin memerlukan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu.

Jika kamu akan menjalani operasi dan memiliki riwayat alergi kulit kategori dermatitis kontak, mungkin kamu perlu mengetahui apa saja gejala, penyebab dan cara mengatasi alergi plester operasi di bawah ini

Gejala Alergi Plester Operasi

Sumber: Freepik

Gejala alergi plester biasanya hanya sebatas pada area kontak plester terhadap kulit saja. Adapun gejala alerginya adalah:

  • Munculnya ruam merah dan gatal

  • Benjolan kecil (papula)

  • Pembengkakan

  • Kulit kering dan mengelupas

  • Lepuh kecil ( vesikel ) atau lepuh yang lebih besar ( bula)

  • Penggelapan kulit sementara ( hiperpigmentasi )

Gejala Alergi plester operasi ini dapat bertahan selama berjam-jam, berhari-hari, atau bahkan berminggu-minggu setelah alergen dihilangkan. Tergantung dari seberapa sensitif kamu terhadap penyebab alergi. Hal ini juga yang membedakan dermatitis kontak alergi dengan urtikaria kontak(gatal-gatal), yang sering kali hilang dalam beberapa menit.

Apa Penyebab Alergi Plester Operasi?

Sumber: Freepik

1. Lem Plester

Dermatitis kontak adalah reaksi kulit lokal yang mempengaruhi lapisan kulit terluar. Pada kasus alergi plester operasi, hal ini bisa terjadi mungkin diakibatkan oleh bahan lem yang digunakan oleh perekat tersebut.

2. Bahan yang Digunakan untuk Plester

Mungkin juga alerginya bukan disebabkan oleh lemnya, melainkan oleh benda yang diaplikasikan itu sendiri. Contohnya adalah perban berperekat yang terbuat dari lateks. Meskipun alergi lateks ini berpeluang sangat kecil, tapi faktanya, ada sedikit orang yang alergi terhadap bahan lateks juga.

3. Obat dalam Plester

Dalam beberapa kasus, lateks mungkin tidak menjadi masalah. Tetapi bisa jadi kamu juga alergi terhadap obat yang ditempelkan pada perban berperekat, seperti iodium dalam desinfektan kulit. Seringnya penggunaan krim antibiotik topikal seperti Neosporin juga dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit.

Cara Mengatasi  Alergi Plester Operasi

Perawatan untuk alergi perekat akan bervariasi tergantung pada tingkat keparahan reaksinya.

Jika kamu mengalami reaksi alergi ringan, cukup lepaskan perekatnya dan biarkan ruamnya sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari ke depan. Namun jika mengalami reaksi yang lebih serius, penyedia layanan kesehatan mungkin akan meresepkan satu atau lebih perawatan untuk membantu meringankan gejala serta respons alergi yang mendasarinya. Ini mungkin termasuk:

  • Kompres dingin : Dapat dioleskan pada kulit selama 10 hingga 15 menit untuk membantu mengurangi pembengkakan dan gatal.

  • Kortikosteroid topikal : Ini termasuk krim hidrokortison 1% yang dijual bebas (OTC) atau salep resep yang lebih kuat yang membantu meredakan peradangan.

  • Losion kalamin : Obat OTC ini dapat membantu meringankan rasa gatal dan perih saat timbul 

  • Antihistamin oral yang dijual bebas : Ini termasuk pilihan seperti loratadine atau Cetirizine yang menghambat kerja histamin (bahan kimia utama yang terlibat dalam reaksi alergi)

Alergi plester operasi setelah dalam masa penyembuhan bisa sangat mengganggu aktivitas karena rasa gatal dan kemerahan. Jika kamu mengalami kondisi ini, kamu bisa mencoba pertolongan pertama dengan mengonsumsi obat anti alergi yang dijual bebas di apotik. Namun jika gejala sudah semakin parah dan sangat mengganggu, pastikan untuk pergi ke pusat layanan kesehatan terdekat dan mendapatkan perawatan.