Sumber: user13400093 via freepik.com
Vitamin C sejak lama dikenal sebagai salah satu nutrisi yang penting untuk tubuh, karena berperan dalam banyak fungsi organ manusia. Namun ternyata ada suatu kondisi yang membuat seseorang mengidap alergi vitamin C.
Memang cukup aneh, mengingat vitamin C juga berperan dalam memperkuat sistem pertahanan tubuh. Di waktu yang sama, penderita alergi ini justru mengidentifikasi vitamin tersebut sebagai ancaman, sehingga produksi histamin ditingkatkan untuk ‘melawan’ ancaman tersebut.
Sumber: freepik via freepik.com
Menjadi salah satu jenis alergi yang sangat langka, tubuh pemilik alergi ini memberikan respons berlebihan pada benda atau zat yang berasal dari luar tubuh. Secara praktis, vitamin C memang tidak diproduksi di dalam tubuh, dan diperoleh dari berbagai jenis makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Pada konteks alergi vitamin C, nutrisi ini dianggap sebagai benda asing oleh sistem pertahanan tubuh dan harus dieliminasi. Kandungan asam askorbat yang ada pada vitamin C diduga kuat sebagai pemicu utama kesalahan tubuh dalam mengidentifikasi nutrisi penting ini sebagai ancaman.
Disampaikan dalam salah satu artikel di gooddoctor.co.id, bahwa riset yang dilakukan di Amerika Serikat menyatakan hampir semua kasus alergi vitamin C disebabkan oleh asupan yang berlebih, yang memicu sistem imun menganggapnya sebagai ancaman atas keseimbangan nutrisi lainnya.
Sumber: freepik via freepik.com
Beberapa gejala yang sering muncul sejatinya tidak jauh berbeda dengan gejala alergi pada umumnya. Hal ini juga disebutkan di banyak literatur dan penelitian yang dilakukan oleh lembaga yang kredibel, sehingga dapat menjadi panduan umum.
Tanda alergi vitamin C yang paling umum adalah munculnya bintik merah pada kulit dan tubuh menjadi mudah lelah. Bintik merah ini muncul disertai dengan gatal karena pelepasan histamin oleh tubuh.
Selain dua gejala tersebut ada pula beberapa gejala lain yang muncul dan menjadi tanda seseorang mengalami alergi ini, antara lain:
Mata berair
Munculnya rasa gatal pada bagian mata
Munculnya rasa gatal pada bagian hidung
Bersin-bersin
Gejala flu seperti pilek
Batuk-batuk
Terjadinya kram perut
Perut menjadi kembung
Diare
Pembengkakan di bagian tubuh tertentu
Suara napas menjadi mengi
Pada kondisi ekstrim, gejala berat bisa jadi muncul. Gejala ini disebut dengan anafilaksis, yang kondisinya dapat mengancam keselamatan seseorang. Gejala anafilaksis ditandai dengan menurunnya tekanan darah, pusing hingga hilang kesadaran, dan peningkatan detak jantung secara signifikan namun terasa lemah.
Ketika gejala anafilaksis muncul, langkah terbaik yang dapat kamu lakukan adalah dengan membawa penderita ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Sumber: andreyoskirko via freepik.com
Untuk mengatasi gejala alergi yang terlanjur timbul, penggunaan obat dengan kandungan antihistamin akan menjadi solusi terbaik. Obat dengan kandungan cetirizine juga menjadi opsi yang tepat, ketika gejala yang muncul masih sebatas ringan hingga sedang.
Namun ketika gejala yang muncul sudah masuk kategori berat, maka membawanya ke dokter, sekali lagi, adalah solusi terbaik yang bisa diberikan agar penderita lekas mendapatkan penanganan medis yang lebih profesional.
Sebenarnya mengingat penyebab utama dari alergi vitamin C adalah asupan yang terlalu banyak, cara terbaik menghindari kambuhnya alergi ini adalah konsumsi dalam batas yang wajar dan mengusahakan asupan vitamin C berasal dari sumber alami.
Pada tubuh manusia dewasa secara umum, asupan vitamin C yang direkomendasikan adalah sebanyak 75 mg, dan 120 mg untuk ibu yang rendah dalam masa kehamilan. Batas maksimal yang dapat menjadi titik aman adalah sebanyak 2,000 mg per hari, lebih dari itu akan berisiko memicu gejala alergi dari tubuh.
Itu tadi sekilas informasi singkat dan padat tentang alergi vitamin C, nutrisi yang seharusnya menjadi penyusun sistem daya tahan tubuh manusia. Selalu sediakan obat dengan kandungan cetirizine untuk menangani gejala ringan hingga sedang, dan jangan ragu bawa ke dokter jika gejalanya semakin parah.