Sumber: freepik.com
Penanganan pada alergi anak sebenarnya dapat dilakukan sejak dini dengan langkah pencegahan yang tepat. Salah satunya, adalah dengan memanfaatkan kartu deteksi dini alergi dari Ikatan Dokter Anak indonesia.
Kartu ini sendiri merupakan sebuah alat skrining yang digunakan untuk melihat indikator dan melakukan identifikasi dini pada potensi alergi yang ada pada anak-anak, dilihat dari riwayat kesehatan kedua orang tuanya.
Sumber: freepik.com
Secara umum, kartu deteksi dini alergi merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang riwayat alergi keluarga pada orang tua anak.
Nantinya nilai atau ukuran yang diperoleh akan digunakan pada proses lebih lanjut guna mengetahui risiko alergi yang dimiliki seorang anak. Seperti yang kamu tahu, alergi dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Ketika ayah dan ibu seorang anak tidak memiliki alergi, anak tersebut tetap memiliki risiko mengalami alergi dari kakek atau neneknya. Terlebih jika ayah dan/atau ibu memiliki kondisi alergi, maka dokter kemungkinan akan meminta pemeriksaan lebih lanjut karena anak memiliki risiko lebih besar pada alergi serupa atau alergi lainnya.
Sumber: freepik.com
Kartu deteksi dini alergi yang diterbitkan IDAI ini sendiri memiliki beberapa manfaat dasar yang bisa diperoleh bagi kamu, dan anggota keluarga. Pada dasarnya, manfaat utama dari kartu ini adalah informasi yang ada di dalamnya.
Kartu deteksi dini alergi memuat informasi nilai risiko keluarga pada ayah, ibu, dan saudara kandung, untuk membantu orang tua menghitung risiko alergi pada anak sehingga penanganan alergi bisa dilakukan sedini mungkin dengan metode yang tepat.
Anak-anak dengan kedua orang tua yang memiliki riwayat alergi akan memiliki risiko alergi sebesar 40% hingga 60%. Terlebih pada kondisi anak dengan kedua orang tua memiliki riwayat alergi dan manifestasi yang sama, maka resikonya bisa melonjak hingga ke angka 80%.
Pada skenario salah satu orang tua memiliki riwayat alergi, maka seorang anak memiliki risiko alergi sebesar 20% hingga 30%. Perhitungan yang sama juga berlaku untuk anak yang memiliki saudara yang mengidap kondisi ini.
Di skenario terakhir, anak tetap memiliki risiko alergi sebesar 5% hingga 15%, bahkan ketika kedua orang tuanya tidak memiliki riwayat alergi apa pun.
Dengan informasi dan perhitungan yang didasarkan pada analisis dokter dan acuan kartu deteksi dini alergi ini, maka dokter kemudian dapat merekomendasikan perawatan atau obat yang tepat untuk mengurangi risiko alergi yang dimiliki oleh seorang anak.
Sumber: dokteranakku.net via Kompasiana
Untuk gambarnya sendiri, secara umum bentuknya akan seperti gambar di atas. Informasi yang ada di dalamnya berupa diagram dan keterangan lengkap mengenai perhitungan sederhana yang dapat dibantu oleh dokter.
Dalam menggunakan kartu ini, orang tua yang idealnya sudah mengetahui kondisi alergi yang diidapnya dapat mengisi data yang ada di kartu ini. Nantinya, pengisian dapat dipandu oleh dokter yang bertugas, dengan mempertimbangkan setiap data kesehatan yang dimiliki kedua orang tua dan keluarga.
Sebenarnya penggunaan kartu ini cukup simpel, karena sifatnya hanya digunakan sebagai sarana untuk pengecekan awal saja. Jika kemudian risiko yang dimiliki tinggi, maka dokter akan menyarankan untuk melakukan tes alergi yang lebih mendalam untuk tahu kira-kira alergi apa yang diderita anak.
Itu tadi sekilas tentang kartu deteksi dini alergi yang bisa disampaikan dalam artikel ini. Tentu saja, konsultasi dengan dokter kepercayaan kamu akan sangat disarankan untuk urusan ini, supaya hasil yang diberikan lebih maksimal. Kamu juga bisa menyediakan obat alergi yang aman untuk anak-anak, seperti obat yang bisa kamu dapatkan di sini. Kandungan cetirizine mampu membantu meredakan gejala alergi yang muncul, sehingga anak bisa lekas kembali beraktivitas. Semoga berguna, dan selamat melanjutkan kegiatan!