Sumber: drdrunya via freepik.com
Menjadi salah satu jenis kondisi yang sering dialami pada kulit, dermatitis nyatanya masih menjadi kekhawatiran banyak orang. Tidak hanya karena dapat membuat kulit tampak tidak sehat, kondisi ini juga mengurangi estetika terutama ketika dermatitis di wajah terjadi.
Pada dasarnya dermatitis adalah kondisi umum yang tidak menular, tapi bisa membuat penderitanya merasa tidak nyaman. Dermatitis di wajah umumnya masuk dalam kategori dermatitis seboroik, yang memicu efek kulit mengalami bercak bersisik, memerah, hingga ketombe membandel.
Dermatitis seboroik sendiri adalah penyakit kulit yang menyerang bagian kulit kepala dan area tubuh yang berminyak. Tidak hanya di wajah, dermatitis ini dapat muncul di punggung, dahi, ketiak, pangkal paha, hingga dada bagian atas.
Gangguan kulit ini terlihat seperti psoriasis, eksim, atau reaksi alergi. Terkadang, kondisi ini bisa reda dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus. Meski demikian jika cukup mengganggu jelas kamu perlu melakukan perawatan pada dermatitis yang terjadi di wajah tersebut.
Pada beberapa kasus kondisi ini dapat muncul kembali seumur hidup dan kambuh sewaktu-waktu ketika dipicu oleh suatu hal. Sisi baiknya adalah dermatitis seboroik ini tidak menular, dan tidak menimbulkan kerusakan serius di tubuh.
Sumber: prasitbaac via freepik.com
Kondisi dermatitis seboroik yang memicu gejala di area wajah ini sebenarnya belum dapat dipastikan penyebabnya. Tapi mengacu pada riset yang ada, kondisi ini diduga dipicu berkaitan dengan jamur Malassezia furfur dan peradangan karena psoriasis.
Reaksi inflamasi yang muncul ketika jamur semakin besar, dan respons kekebalan tubuh berlebihan, dan banyak diartikan sebagai respons atas alergi.
Beberapa faktor lain yang juga diduga dapat memicu munculnya dermatitis di wajah antara lain:
Peningkatan kadar androgen
Peningkatan kadar lipid pada kulit
Reaksi peradangan
Riwayat keluarga yang merupakan kondisi keturunan
Kondisi ini dapat diperparah dengan hal-hal seperti stres, iklim yang dingin dan kering, kulit berminyak, penggunaan losion dengan bahan dasar alkohol, hingga riwayat kelainan kulit lainnya. Pada dasarnya, hal-hal yang dapat memicu reaksi pada permukaan kulit wajah.
Untuk gejala dan ciri-cirinya sendiri cukup mudah dikenali. Pada orang dewasa, gejala yang paling sering muncul adalah sebagai berikut:
Kulit terasa gatal atau terbakar
Kulit kepala berwarna merah dan berketombe
Terjadinya pengelupasan kulit atau ketombe di area kumis, jenggot, atau alis
Kelopak mata terasa berkerak atau berwarna kemerahan
Kulit bersisik berwarna putih atau kuning yang terjadi di area kulit berminyak
Seperti yang disampaikan sebelumnya, sebenarnya kondisi ini tidak berbahaya karena tidak memberikan kerusakan yang besar pada anggota tubuh yang terkena. Tapi ketika kemunculannya di area wajah atau kepala sudah cukup mengganggu, maka tidak perlu ragu mendatangi dokter untuk berkonsultasi dan menanyakan terkait penanganan yang tepat sesuai diagnosis dokter atau ahli.
Sumber: freepik via freepik.com
Dermatitis di wajah atau dermatitis seboroik dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa waktu, namun akan menjadi masalah seumur hidup yang harus disikapi dengan bijak. Maka dari itu, cara terbaik mengatasinya adalah dengan melakukan perawatan kulit, dengan treatment sebagai berikut:
Mengoleskan krim khusus sebanyak 1 hingga 2 kali dalam sehari untuk melawan bakteri.
Penggunaan sampo anti jamur sebanyak 2 hingga 3 kali dalam seminggu.
Penggunaan lotion atau krim yang menekan respons sistem kekebalan tubuh.
Melakukan terapi sinar.
Konsumsi obat atau perawatan yang disarankan oleh dokter.
Kondisi dermatitis di wajah terkadang menimbulkan efek gangguan yang menyebalkan. Ini kenapa, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengonsumsi obat dengan kandungan cetirizine, yang dapat membantumu mengontrol respons sistem kekebalan tubuh agar tidak berlebihan sehingga kondisi tidak semakin parah. Dapatkan obat terkait di tautan tadi, dan jangan ragu berkonsultasi dengan dokter kepercayaanmu untuk penyikapan yang lebih profesional!